Swedia Deportasi Pengungsi Tertua di Dunia Asal Afghanistan

Senin, 21 Agustus 2017 - 07:07 WIB
Swedia Deportasi Pengungsi Tertua di Dunia Asal Afghanistan
Swedia Deportasi Pengungsi Tertua di Dunia Asal Afghanistan
A A A
STOCKHOLM - Seorang wanita berusia 106 tahun dilaporkan berada di antara pencari suaka Afghanistan yang akan dideportasi dari Swedia. Wanita yang secara luas disebut sebagai pengungsi tertua di dunia akan dideportasi dalam beberapa bulan mendatang.

"Tidak ada keraguan bahwa situasi keamanan di Afghanistan sangat serius. Pada saat yang sama, kami menilai bahwa tingkat konflik bervariasi di dalam dan di antara provinsi-provinsi yang berbeda di negara ini," kata Kepala Urusan Hukum di Dewan Migrasi Swedia, Fredrik Beijer.

"Konflik dengan demikian tidak mencapai tingkat di mana hal itu mempengaruhi semua orang di seluruh negeri," sambungnya seperti dikutip dari Russia Today, Senin (21/8/2017).

Bibihal Uzbeki (106) melarikan diri dari serangan Taliban ke Kunduz, Afghanistan pada tahun 2015. Dia bepergian dengan keluarganya melalui Iran, Turki, Yunani dan Kroasia sebelum berakhir di Skaraborg, Swedia dimana dia mengajukan suaka.

Ketika perjalanan menjadi terlalu sulit, putra dan cucunya dipaksa untuk membawanya sebelum akhirnya diberikan kursi roda.

"Itu adalah perjalanan yang sulit bagi seluruh keluarga. Kami membawanya sampai kami tiba di Jerman, di sana seorang dokter akhirnya memberi kami kursi roda," kata anaknya, Mohammad.

Permohonan suaka Uzbeki ditolak pada bulan Juni dan dia telah diperintahkan untuk meninggalkan negara tersebut bersama dengan semua pengungsi Afghanistan lainnya yang ditolak, menurut situs jurnalisme investigasi Swedia Blankspot.

Dia akan mengajukan banding atas keputusan di Pengadilan Migrasi.

Ada beberapa aksi protes di jalan-jalan di Stockholm yang mengecam keputusan untuk mengusir pencari suaka dalam beberapa bulan terakhir.

Pasukan keamanan Afghanistan, meski diperkirakan mendapat bantuan militer AS senilai USD700 miliar sejak invasi 2001, masih memerangi Taliban yang telah meningkatkan serangannya di beberapa provinsi. Kelompok ekstrimis ISIS juga mendapat pijakan di tengah keadaan yang bergolak.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4740 seconds (0.1#10.140)