Presiden Korsel Akan Cegah Perang dengan Segala Cara

Selasa, 15 Agustus 2017 - 13:59 WIB
Presiden Korsel Akan Cegah Perang dengan Segala Cara
Presiden Korsel Akan Cegah Perang dengan Segala Cara
A A A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in pada hari Selasa (15/8/2017) mengatakan bahwa tidak akan ada tindakan militer Amerika Serikat (AS) di Semenanjung Korea tanpa persetujuan Seoul. Dia dan pemerintahannya akan mencegah perang dengan segala cara.

”Tindakan militer di semenanjung Korea hanya bisa diputuskan oleh Korea Selatan dan tidak ada orang lain yang dapat memutuskan untuk melakukan tindakan militer tanpa persetujuan dari Korea Selatan,” kata Moon dalam sebuah pidato untuk memperingati ulang tahun pembebasan negaranya dari kekuasaan militer Jepang tahun 1945.

”Pemerintah, dengan meletakkan semua yang ada di (pembicaraan) telepon, akan memblokir perang dengan segala cara,” ujar Moon.

China, sekutu dan mitra ekonomi utama Korut telah berulang kali mendesak Pyongyang untuk menghentikan program senjata. Beijing juga mendesak Korea Selatan dan AS menghentikan latihan militer untuk meredam ketegangan.

Baca Juga: Rudal Korut dalam Posisi Siap Meluncur, Pasukan AS Siaga Tinggi

Namun, AS bertekad melanjutkan latihan militer gabungan dan Korsel yang akan berlangsung di Semenanjung Korea, pada 21 hingga 31 Agustus 2017.

Global Times, surat kabar China yang dikelola negara menulis fungsi kunci Korea Selatan sebagai penyangga antara AS dan Korut untuk mencegah terjadinya konfrontasi langsung.

”Latihan pasti akan memancing Pyongyang lebih banyak, dan Pyongyang diperkirakan akan membuat respon yang lebih radikal,” tulis surat kabar Beijing itu dalam sebuah editorial.

”Jika Korea Selatan benar-benar tidak menginginkan perang di Semenanjung Korea, seharusnya Korea Selatan menghentikan latihan militer ini,” lanjut editorial tersebut.

Baca Juga: Menhan Mattis: Jika Korut Tembakkan Rudal ke AS, Berarti Perang

Sebelumnya, Pemimpin Korut Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk menyerang Guam, wilayah AS di Pasifik, dengan rudal balistik jarak menengah. Namun, Kim menunda sedikit waktu untuk serangan tersebut sambil mengawasi perilaku Washington.

Militer Pyongyang pada pekan lalu mengancam akan meluncurkan empat rudal ke perairan dekat wilayah Guam. Rencana itu selanjutnya akan dilaporkan kepada Kim Jong-un dan militer hanya tinggal menunggu perintahnya.

Atas laporan itulah, Kim Jong-un pada hari Senin menyimak presentasi rencana serangan tersebut. Menurut laporan kantor berita negara Korut, KCNA, Kim memeriksa rencana itu cukup lama dan mendiskusikannya dengan para perwira militer.

”Dia mengatakan bahwa jika orang-orang Yankee (AS) bertahan dalam tindakan sembrono mereka yang sangat berbahaya di semenanjung Korea dan di sekitarnya, menguji kesabaran DPRK, keputusan tersebut akan dibuat menjadi penting karena telah diumumkan,” bunyi laporan media pemerintah Korea Utara itu, yang dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017).

DPRK adalah nama resmi Korea Utara, yakni Democratic People's Republic of Korea.

Kim mengatakan, AS harus membuat pilihan yang tepat. ”Untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik militer yang berbahaya di semenanjung Korea,” katanya seperti dirilis KCNA.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4151 seconds (0.1#10.140)