Pawai Supremasi Kulit Putih Rusuh, Virginia Umumkan Status Darurat

Minggu, 13 Agustus 2017 - 01:57 WIB
Pawai Supremasi Kulit Putih Rusuh, Virginia Umumkan Status Darurat
Pawai Supremasi Kulit Putih Rusuh, Virginia Umumkan Status Darurat
A A A
CHARLOTTESVILLE - Pawai kelompok supremasi kulit putih di Kota Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu waktu setempat, berubah menjadi kerusuhan. Pawai yang diwarnai slogan-slogan kebencian ini sebagai persiapan untuk demo besar-besaran yang akan digelar di Taman Emansipasi pada hari Minggu (13/8/2017).

Kelompok supremasi kulit putih “Unite the Right” yang pawai dengan obor bentrok dengan kelompok penentang. Kedua kubu saling melempar botol air hingga semprotan zat kimia. Beberapa pria berseragam milisi dan membawa perisai secara terbuka menodongkan senapan otomatis.

Polisi anti-huru hara bertindak dengan menembakkan gas air mata. Beberapa wartawan ikut terkena dampak gas air mata saat meliput kerusuhan.

Seorang blogger pro-kulit putih, Jason Kessler, mengatakan demo besar-besaran digelar untuk untuk memprotes keputusan Pemerintah Kota Charlottesville yang akan memindahkan patung Jenderal Robert E. Lee dari taman kota.

Pawai itu dimulai sejak Jumat malam, di mana ratusan demonstran pro-kulit putih berbaris melewati kampus University of Virginia dengan membawa obor. Pihak universitas mengatakan satu orang ditangkap dan beberapa orang terluka.

Media lokal melaporkan, setidaknya 1.000 pasukan keamanan dikerahkan ke tempat kejadian.

“Manajer Kota Maurice Jones dan Eksekutif Interim County Doug Walker secara bersamaan mengeluarkan ‘Deklarasi Darurat Lokal’,” kata Kepolisian Charlottesville dalam sebuah pernyataan.

”Pernyataan bersama ini memungkinkan pejabat setempat meminta personel keamanan tambahan jika diperlukan untuk menanggapi kejadian yang sedang berlangsung di masyarakat yang saat ini dilokalisasi di pusat Kota Charlottesville,” lanjut pernyataan polisi.

”Kegiatan terjadwal di luar pusat kota tidak terpengaruh oleh kejadian yang sedang berlangsung atau oleh deklarasi ini pada saat ini. Pejabat lokal terus memantau secara ketat situasi dan akan memberikan rincian tambahan saat tersedia.”

Ibu Negara AS Melania Trump mengecam kekerasan dalam pawai tersebut. ”Negara kita mendorong kebebasan berbicara, tapi mari kita berkomunikasi tanpa membenci. Tidak ada yang baik berasal dari kekerasan,” tulis Melania di Twitter, seperti dikutip IB Times.

Bentrokan di sekitar kampus University of Virginia pecah, setelah massa supremasi kulit putih meneriakkan slogan anti-migran dan anti-Yahudi. ”Orang Yahudi tidak akan menggantikan kita,” teriak massa.

Presiden Universitas of Virginia, Teresa Sullivan, mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam tindakan para pemrotes. “Saya sangat sedih dan terganggu oleh perilaku kebencian yang ditunjukkan oleh pemrotes obor yang berbaris di halaman kami malam ini,” tulis dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3090 seconds (0.1#10.140)