Tewaskan 58.602 Orang, Korban Covid-19 di AS Lampaui Perang Vietnam

Kamis, 30 April 2020 - 10:03 WIB
loading...
Tewaskan 58.602 Orang, Korban Covid-19 di AS Lampaui Perang Vietnam
Warga menjalani pemeriksaan gratis virus korona/Covid-19 dan tes antibodi di Sheffield Center Detroit, Michigan, Amerika Serikat, pada 28April 2020. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat (AS) telah mencapai 58.605 orang dan melebih korban meninggal dunia warga AS pada Perang Vietnam. Sebanyak lebih dari satu kasus Covid-19 telah mencapai satu juta orang dalam kurun waktu 18 hari terakhir.

Jumlah korban meninggal dunia dan kasus Covid-19 diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan angka statistik yang dikeluarkan pemerintah. Jumlah kematian mencapai 58.605 akibat Covid-19 di AS dalam perhitungan Reuters, melebihi jumlah korban meninggal dalam invasi militer AS di Vietnam selama 16 tahun.

Parahnya, rumah sakit di AS juga mengalami kekurangan alat pelindung diri dan keterbatasan alat pengujian Covid-19. Itu menyebabkan banyak infeksi tidak bisa terdeteksi. Dalam pemodelan yang dilakukan Universitas Washington, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 bisa mencapai 74.000 pada 4 Agustus mendatang, itu mengalami kenaikan dibandingkan prediksi sebelumnya mencapai 67.000 orang meninggal dunia.

30% kasus virus korona berada di negara bagian New York sebagai episentrum wabah. Selain itu, New Jersey, Massachusetts, Illinois, California, Pennsylvania dan Michigan. Namun demikian, banyak negara bagian memilih untuk tetap memperlonggar isolasi wilayah.

Di California, Gubernur Gavin Newsom pabrik dan ritel seharusnya dibuka kembali seiring dengan pembelian pemeriksaan Covid-19 dan peningkatan pelacak warga yang terinfeksi. Dia mengatakan, sistem pendidikan California juga akan kembali pada awal Juni mendatang.

Gubernur Florida Ron DeSantis juga menginginkan negara bagiannya ikut bersama negara bagian lain dalam pelonggaran lockdown. “Langkah kecil untuk menghidupkan kembali ekonomi akan dilakukan,” katanya setelah bertemu Presiden AS Donald Trump. Dia menekankan, langkah yang dilakukan berdasarkan data.

Di Florida, sebanyak 83 warga meninggal karena korona dan lebih dari 700 infeksi baru dalam 24 jam terakhir. Florida memiliki 32.846 kasus Covid-19, termasuk 1.171 orang meninggal dunia. DeSantis juga mendapatkan kritis dalam penanganan krisis Covid-19 di Florida.

Para pakar kesehatan publik memperingatkan terlalu prematur pencabutan kebijakan jaga jarak sosial. Jika itu dilakukan bisa memunculkan wabah gelombang kedua. Namun, angkat pengangguran sudah mencapai 26,5 juta orang atau satu dari enam warga tidak lagi memiliki pekerjaan. Pemerintahan trump memprediksi tingkat pengangguran bisa melebihi 16%.

“Bangsa AS menghadapi guncangan sejak Great Depression,” kata penasehat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett. Dia memprediksi, ekonomi AS akan kembali bangkit pada kuartal keempat tahun ini setelah virus korona lenyap.

Untuk menghadapi pandemi korona, Presiden Trump memerintahkan pabrik pengolahan daging untuk tetap beroperasi dalam rangka menjamin keamanan pangan. Perintah itu setelah banyak perusahaan pengolahan daging menghentikan operasi karena sulit mempraktekkan jaga jarak.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memilih tidak akan kembali ke Washington pekan depan. Pemimpin Mayoritas DPR Steny Hoyer mengatakan dia dan Ketua DPR Nancy Peloi memilih untuk memperpanjang masa reses setelah berdiskusi dengan para dokter resmi DPR. “Jumlah kasus virus korona di Washington terus bertambah,” kata Hoyer, dilansir Reuters. Dia mengatakan, para dokter mengkhawatirkan kesehatan anggota DPR.

Namun, Senat yang dikuasai Partai Republik memilih untuk menggelar rapat pekan depan. Langkah itu berbeda dengan keputusan DPR yang dikuasai Partai Demokrat. Itu menjadikan Presiden Trump menuding anggota DPR tidak ingin bekerja. “Mereka menikmati liburan mereka,” kata Trump. “Kamu lihat Nancy Pelosi menikmati es krim sambil menonton televisi,” sindirnya.

Dalam jajak pendapat yang dilaksanakan Reuters/Ipsos menyebutkan rakyat AS telah kehilangan kepercayaan terhadap Trump dalam penanganan pandemi korona. 47% responden menunjukkan ketidakpuasan dalam penanganan pandemi virus korona yang dilakukan Trump. Uniknya, 98% rakyat AS tidak mau menyuntikkan disinfektan ke tubuh mereka untuk menyembuh diri dari virus korona seperti disarankan Trump. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)