Kecewa dengan DK PBB, Penyidik Suriah Mengundurkan Diri

Senin, 07 Agustus 2017 - 01:02 WIB
Kecewa dengan DK PBB, Penyidik Suriah Mengundurkan Diri
Kecewa dengan DK PBB, Penyidik Suriah Mengundurkan Diri
A A A
JENEWA - Anggota Komisi Investigasi PBB di Suriah, Carla del Ponte, menyatakan telah berhenti. Del Ponte berhenti karena merasa kurang mendapat dukungan politis dari Dewan Keamanan (DK) PBB yang membuat pekerjaannya menjadi tidak mungkin.

Del Ponte mengatakan pada sebuah diskusi panel di sela-sela Festival Film Locarno bahwa ia telah menyiapkan surat pengunduran diri. Del Ponte adalah sosok yang menuntut kejahatan perang di Rwanda dan bekas Yugoslavia.

"Saya keluar dari komisi ini, yang tidak didukung oleh kemauan politik apapun," ucap del Ponte sembari menambahkan bahwa perannya hanyalah sebuah alibi.

"Saya tidak memiliki kekuasaan selama Dewan Keamanan tidak melakukan apapun. Kami tidak berdaya, tidak ada keadilan bagi Suriah," cetusnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (7/8/2017).

Del Ponte, seorang mantan jaksa agung Swiss, bergabung dengan penyelidikan Suriah bersama tiga anggota lainnya pada bulan September 2012. Ia mencatat kejadian seperti serangan senjata kimia, genosida terhadap populasi Yazidi Irak, taktik pengepungan, dan pemboman konvoi bantuan.

Awal tahun ini, ketika komisi tersebut melaporkan pesawat pemerintah Suriah dengan sengaja melakukan pemboman dan memberondong sebuah konvoi kemanusiaan, del Ponte mengisyaratkan frustrasinya dengan ketidakmampuan untuk membawa pelaku ke pengadilan.

"Apa yang telah kita lihat di sini di Suriah, saya tidak pernah melihat di Rwanda, atau di bekas Yugoslavia, di Balkan. Ini benar-benar sebuah tragedi besar. Sayangnya kita tidak memiliki pengadilan," tambahnya.

Dia tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar dan PBB tidak segera memastikan rencananya untuk berhenti.

Kepergiannya hanya akan menyisakan dua komisaris, pakar hak asasi manusia Brazil Paulo Sérgio Pinheiro, dan Karen Koning AbuZayd dari Amerika Serikat (AS).

Komisi tersebut dibentuk pada bulan Agustus 2011 dan telah secara teratur melaporkan pelanggaran hak asasi manusia. Namun permohonannya untuk mematuhi hukum internasional sebagian besar telah jatuh pada telinga yang tuli.

Meskipun PBB sedang membentuk badan baru untuk mempersiapkan penuntutan, tidak ada tanda pengadilan mana pun yang didirikan untuk mencoba kejahatan perang yang dilakukan dalam perang berusia enam setengah tahun, atau maksud apapun oleh DK PBB untuk merujuk situasinya ke Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag.

Keteguhan Del Ponte untuk mandiri menjadikannya vokal dan terkadang kontroversial. Dia mengejutkan pemerintah Barat pada Mei 2013 dengan menyatakan bahwa PBB memiliki kecurigaan kuat terhadap pemberontak Suriah yang menggunakan gas sarin.

Dua tahun kemudian, dia mengatakan bahwa keadilan akan menyeret Presiden Suriah Bashar al-Assad, bahkan jika dia tetap berkuasa di bawah kesepakatan damai yang dinegosiasikan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3482 seconds (0.1#10.140)