Presiden Iran dan Putra Mahkota Arab Saudi Bahas Pentingnya Bela Palestina
loading...
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengadakan percakapan telepon pertamanya dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) untuk membahas situasi di Palestina.
Kabar ini diungkap Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf presiden Iran untuk urusan politik.
“Selama percakapan telepon pertama antara Ayatollah Raisi dan Mohammed bin Salman, terjadi diskusi penting tentang Palestina dan perlunya menghentikan kejahatan perang Israel,” ungkap laporan media Iran mengutip ucapan Jamshidi.
Dia mengatakan percakapan itu berlangsung selama 45 menit. Percakapan itu menunjukkan semakin membaiknya hubungan antara Arab Saudi dan Iran setelah normalisasi hubungan.
Sementara itu, korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah mencapai 1.200 orang dan jumlah orang yang terluka mencapai 5.600 orang, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis (12/10/2023).
“Lebih dari 338.000 orang di Jalur Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak konflik Palestina-Israel meningkat,” ungkap Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Rabu.
“Pengungsian massal di Jalur Gaza terus berlanjut. Jumlah kumulatif pengungsi meningkat 30 persen selama 24 jam terakhir, kini berjumlah 338.934 orang,” papar kantor PBB tersebut.
Kantor tersebut menambahkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat kini menampung total 218.597 pengungsi, atau 65%, di 92 sekolah, dan 14.837 pengungsi internal telah mengungsi di 18 sekolah Otoritas Palestina.
Kabar ini diungkap Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf presiden Iran untuk urusan politik.
“Selama percakapan telepon pertama antara Ayatollah Raisi dan Mohammed bin Salman, terjadi diskusi penting tentang Palestina dan perlunya menghentikan kejahatan perang Israel,” ungkap laporan media Iran mengutip ucapan Jamshidi.
Dia mengatakan percakapan itu berlangsung selama 45 menit. Percakapan itu menunjukkan semakin membaiknya hubungan antara Arab Saudi dan Iran setelah normalisasi hubungan.
Sementara itu, korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah mencapai 1.200 orang dan jumlah orang yang terluka mencapai 5.600 orang, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis (12/10/2023).
“Lebih dari 338.000 orang di Jalur Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak konflik Palestina-Israel meningkat,” ungkap Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Rabu.
“Pengungsian massal di Jalur Gaza terus berlanjut. Jumlah kumulatif pengungsi meningkat 30 persen selama 24 jam terakhir, kini berjumlah 338.934 orang,” papar kantor PBB tersebut.
Kantor tersebut menambahkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat kini menampung total 218.597 pengungsi, atau 65%, di 92 sekolah, dan 14.837 pengungsi internal telah mengungsi di 18 sekolah Otoritas Palestina.
(sya)