Hina Islam, Pastor Australia Picu Kontroversi

Selasa, 25 Juli 2017 - 15:10 WIB
Hina Islam, Pastor Australia Picu Kontroversi
Hina Islam, Pastor Australia Picu Kontroversi
A A A
SYDNEY - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pastor menggambarkan Islam sebagai penyakit kanker yang harus dihancurkan viral di dunia maya. Kemunculan video tersebut membuat Gereja Baptis Australia yang menyalurkan kitab suci ke sekolah-sekolah pemerintah mendapat kecaman.

Keith Piper, pastor dari Liberty Baptist Church, yang berbasis di pinggiran Sydney Cherrybrook, mengunggah video dari salah satu khotbahnya di saluran YouTube-nya tahun lalu. Video itu baru-baru ini muncul kembali di media Australia, mendorong seruan untuk penyelidikan.

Dalam video tersebut, Piper menggambarkan Alquran sebagai virus yang menginfeksi otak umat Islam. Dia juga mengatakan bahwa Islam tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristen Barat.

Dia juga mengatakan bahwa sekolah-sekolah Australia menolak nilai-nilai barat dan mengajarkan sodomi.

"Ungu, pemimpin barat kiri takut untuk mengajarkan Alkitab, keselamatan dan nilai-nilai Kristen di sekolah negeri. Sebaliknya mereka mengajarkan sodomi dan bagaimana menjadi orang yang aneh," katanya , seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (25/7/2017).

"Islam dan Alquran melatih Muslim secara budaya tidak sesuai dengan nilai-nilai Barat dan Kristen. Islamisme adalah kanker dan kita harus menghancurkan kanker itu," sambungnya.

Pernyataan yang memecah belah ini sontak memicu kontroversi di media sosial. Sejumlah reaksi mendukung sudut pandang sang pastor, namun banyak juga yang bereaksi marah dan bahkan memanggil pastor tersebut tidak lebih baik dari ISIS.

Di Australia semua sekolah pemerintah harus menyediakan pendidikan agama khusus (SRE) jika penyedia yang disetujui tersedia. Pendidikan harus diberikan paling sedikit 30 menit seminggu selama waktu sekolah. Orangtua dapat memilih untuk tidak mengikuti anak-anak mereka, tetapi anak-anak tidak diizinkan untuk menerima pelajaran formal selama periode SRE. Beberapa relawan sekolah memberikan kelas etika non-agama sebagai alternatif.

Liberty Baptist Church telah menjadi penyedia SRE yang telah disetujui negara sejak tahun 1998. Namun, sekarang telah dirujuk ke Departemen Pendidikan New South Wales oleh kelompok anti-Kitab Suci Keadilan dalam Agama di Sekolah (FIRIS).

"Kami khawatir bahwa ketentuan SRE saat ini sangat meningkatkan risiko ini dengan memungkinkan organisasi seperti Liberty Baptist Church memberi wewenang pada kurikulum mereka sendiri dimana kantor Anda tidak memiliki kendali atau wewenang," tulis Darrin Morgan, direktur Keadilan FairWorld Dalam Agama di Sekolah, dalam sebuah surat kepada Menteri Pendidikan Rob Stokes.

SRE diatur sendiri oleh masing-masing sekolah dan departemen pendidikan memiliki sedikit kontrol terhadapnya. Piper memberi tahu bahwa karya sekolah SRE hanya menggunakan materi yang disetujui secara eksternal dan tidak mencakup isu-isu Islam atau homoseksualitas.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4622 seconds (0.1#10.140)