Israel vs Hamas: Ketika Negara Bersenjata Nuklir dan F-35 Dipecundangi Milisi Gerilya
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Militer Israel terkejut dengan Operasi Badai al-Aqsa yang diluncurkan Hamas sejak Sabtu lalu. Negara bersenjata nuklir dan jet tempur siluman F-35 ini menanggung kematian terbesar dalam sejarahnya, yakni lebih dari 800 orang tewas.
Operasi Badai al-Aqsa, serangan besar-besaran, mendadak, dan cepat gagal dicegah Mossad—badan intelijen Israel yang melegenda.
Serangan Hamas itu dimulai dengan tembakan ribuan roket dalam hitungan menit, yang sebagian besar gagal dicegat sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel. Banyak bangunan dan instalasi militer hancur.
Sesaat kemudian, ratusan milisi Hamas sukses menjebol pertahanan militer Zionis. Mereka memasuki kota-kota di Israel selatan, mengumbar tembakan, dan menculik ratusan orang—tentara dan warga sipil.
Para pejabat Israel menggambarkan Operasi Badai al-Aqsa Hamas sebagai serangan terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada pula yang membandingkannya dengan serangan 11 September 2001 atau 9/11 di New York, Amerika Serikat.
Israel sejatinya mempunyai kekuatan militer yang lebih mumpuni dan modern, tapi telah dipecundangi Hamas yang mengandalkan roket dan gerilya.
Pakar militer Barat, Michael Clarke, mengatakan kepada Sky News bahwa militer Israel dilengkapi sejumlah besar tank dan kendaraan lapis baja—membuat “perbedaan nyata” ketika melintasi perbatasan ke wilayah lain di dekatnya.
Militer Zionis memiliki tank Merkava mirip dengan tank tempur Leopard 2 Jerman yang terkenal penggunaannya di Ukraina.
Dirancang dan sebagian besar diproduksi di Israel, tank ini memiliki lapis baja depan yang berat untuk memberikan perlindungan maksimal bagi empat awaknya dan dipersenjatai dengan meriam utama 120mm serta persenjataan sekunder.
Dalam hal kekuatan udara, militer Zionis menggunakan jet tempur Kfir miliknya sendiri—pesawat tempur multiperan yang didasarkan pada pesawat Mirage buatan Prancis.
Mereka juga memiliki sejumlah jet tempur siluman F-35 Lightning II yang diperoleh dari AS—satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengoperasikan jet tempur generasi kelima tersebut.
Operasi Badai al-Aqsa, serangan besar-besaran, mendadak, dan cepat gagal dicegah Mossad—badan intelijen Israel yang melegenda.
Serangan Hamas itu dimulai dengan tembakan ribuan roket dalam hitungan menit, yang sebagian besar gagal dicegat sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel. Banyak bangunan dan instalasi militer hancur.
Sesaat kemudian, ratusan milisi Hamas sukses menjebol pertahanan militer Zionis. Mereka memasuki kota-kota di Israel selatan, mengumbar tembakan, dan menculik ratusan orang—tentara dan warga sipil.
Para pejabat Israel menggambarkan Operasi Badai al-Aqsa Hamas sebagai serangan terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada pula yang membandingkannya dengan serangan 11 September 2001 atau 9/11 di New York, Amerika Serikat.
Israel sejatinya mempunyai kekuatan militer yang lebih mumpuni dan modern, tapi telah dipecundangi Hamas yang mengandalkan roket dan gerilya.
Senjata Militer yang Dimiliki Israel
Pakar militer Barat, Michael Clarke, mengatakan kepada Sky News bahwa militer Israel dilengkapi sejumlah besar tank dan kendaraan lapis baja—membuat “perbedaan nyata” ketika melintasi perbatasan ke wilayah lain di dekatnya.
Militer Zionis memiliki tank Merkava mirip dengan tank tempur Leopard 2 Jerman yang terkenal penggunaannya di Ukraina.
Dirancang dan sebagian besar diproduksi di Israel, tank ini memiliki lapis baja depan yang berat untuk memberikan perlindungan maksimal bagi empat awaknya dan dipersenjatai dengan meriam utama 120mm serta persenjataan sekunder.
Dalam hal kekuatan udara, militer Zionis menggunakan jet tempur Kfir miliknya sendiri—pesawat tempur multiperan yang didasarkan pada pesawat Mirage buatan Prancis.
Mereka juga memiliki sejumlah jet tempur siluman F-35 Lightning II yang diperoleh dari AS—satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengoperasikan jet tempur generasi kelima tersebut.