Berkeliaran Pakai Rok Mini di Tempat Umum, Wanita Saudi Picu Perdebatan

Selasa, 18 Juli 2017 - 07:39 WIB
Berkeliaran Pakai Rok Mini di Tempat Umum, Wanita Saudi Picu Perdebatan
Berkeliaran Pakai Rok Mini di Tempat Umum, Wanita Saudi Picu Perdebatan
A A A
RIYADH - Aksi seorang wanita cantik berkeliaran mengenakan rok mini di tempat umum di Arab Saudi memicu perdebatan sengit. Pihak berwenang kini menyelidiki wanita yang diketahui berprofesi sebagai model tersebut.

Perdebatan publik mulai ramai tak lama setelah video aksi wanita itu dibagikan secara online. Pembagi video adalah wanita itu sendiri dengan nama “Khulood”.

Videonya tentang aksi berkeliaran di sebuah benteng bersejarah di Ushayqir, Arab Saudi, dengan mengenakan rok mini.

Beberapa orang yang tidak setuju dengan aksinya menyerukan agar Khulood ditangkap. Alasannya, dia telah melanggar aturan berpakaian di negara muslim itu.

Namun, tidak sedikit pula publik Saudi yang membelanya. Mereka memuji keberanian Khulood.

Video itu awalnya dibagikan di Snapchat akhir pekan lalu. Dalam video, Khulood terlihat berjalan di sepanjang jalan yang kosong di sebuah benteng di Desa Ushayqir, sekitar 155km (96 mil) sebelah utara Ibu Kota Riyadh, di Provinsi Najd.

Najd adalah salah satu daerah paling konservatif di Arab Saudi. Di situlah pendiri Wahhabisme—paham yang dipraktikkan oleh keluarga Kerajaan Arab Saudi—lahir pada akhir abad 18.

Video tersebut kemudian menyebar cepat di Twitter dan reaksi publik semakin ramai.

Seorang wartawan bernama Khaled Zidan menulis; ”Kembalinya Haia (polisi agama) di sini adalah suatu keharusan.” Komentar itu sebagai seruan agar polisi agama Saudi bertindak.

“Kita harus menghormati hukum negara di Prancis, niqab (busana yang menutupi tubuh hingga wajah) dilarang dan wanita didenda jika mereka memakainya. Di Arab Saudi, mengenakan kain abaya dan pakaian sederhana adalah bagian dari aturan kerajaan. Hukum,” seru pengguna Twitter lain.

Penulis dan filsuf, Wael al-Gassim, mengatakan bahwa dia terkejut melihat rentetan tweet marah dan menakutkan.

”Saya pikir dia telah mengebom atau membunuh seseorang, ceritanya ternyata tentang roknya, yang tidak mereka sukai, saya bertanya-tanya bagaimana “Vision 2030” bisa sukses jika dia ditangkap,” kata al-Gassin, mengacu pada program reformasi yang diluncurkan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, seperti dikutip BBC, Selasa (18/7/2017).

Beberapa orang yang membela Khulood membandingkan kasus itu dengan kunjungan istri Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Melania Trump, dan anak perempuannya, Ivanka Trump, Mei lalu. Dua perempuan penting di Gedung Putih itu tidak mengenakan abaya atau jilbab saat berkunjung ke Arab Saudi.

Fatima al-Issa, seorang pembela Khulood menulis di media sosial; "Jika dia orang asing, mereka akan bernyanyi tentang kecantikan pinggangnya dan pesona matanya. Tapi karena dia orang Arab Saudi mereka menyerukan agar dia ditangkap.”

Pada hari Senin, surat kabar Okaz melaporkan bahwa pejabat di Ushayqar telah meminta gubernur dan polisi provinsi untuk mengambil tindakan terhadap wanita tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3143 seconds (0.1#10.140)