Bawa Misi Budaya, BP2MI Apresiasi Paguyuban Bumi Reyog Ponorogo di Korea Selatan

Senin, 09 Oktober 2023 - 13:20 WIB
loading...
Bawa Misi Budaya, BP2MI Apresiasi Paguyuban Bumi Reyog Ponorogo di Korea Selatan
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani bersilaturahmi dengan Paguyuban Bumi Reyog Ponorogo yang berada di Kota Ansan, Korea Selatan. Foto/Ist
A A A
ANSAN - Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan organisasi Paguyuban Bumi Reyog Ponorogo yang berada di Kota Ansan, Korea Selatan (Korsel).

Benny mengapresiasi keberadaan organisasi paguyuban ini, di mana seharusnya pemerintah patut bersyukur, bahkan Menteri Pariwisata harusnya datang kesini, bahwa ada paguyuban yang tanpa inisiatif pemerintah dan tanpa dimodali negara, mereka mengambil inisiatif sendiri untuk menyebarkan budaya Indonesia.

“Sebenarnya menunjungi paguyuban ini tidak masuk dalam agenda di Korea Selatan, tapi saya bersyukur, kadang sesuatu yang diluar rencana justru bagi saya memberi inspirasi dan pengetahuan baru. Kalau tidak sedikit dipaksa kesini, mana saya tahu bahwa teman-teman Ponorogo begitu partisipatif dalam rangka misi budaya, selain bekerja, dengan peralatan yang dibiayai sendiri. Dan saya yakin ini sudah sering kali tampil di Korea ya, ini luar biasa menurut saya,” ujar Benny.

Sesepuh di Paguyuban Bumi Reyog Ponorogo, Purwanto, berterima kasih karena rombongan BP2MI menyempatkan untuk bersilaturahmi dengan paguyubannya.



“Inilah markas Bumi Reyog Ponorogo, yang biasanya menjadi tempat ngumpul teman-teman Pekerja Migran Indonesia di hari libur, yang menjadi tempat kangen-kangenan dan tempat menyalurkan hobi. Paguyuban ini ada sejak dilakukannya pengiriman Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan melalui PJTKI (sekarang P3MI). Karena bertemu dengan teman sekampung yaitu Ponorogo, maka dibentuklah paguyuban ini,” jelas Purwanto.

Purwanto bercerita, mereka telah memiliki Reog Ponorogo yang didatangkan pertama kali pada tahun 2012 sebanyak 1 unit, dan bertambah lagi 1 unit pada tahun 2014.

“Pada acara Penutupan Asean Games yang diselenggarakan di Incheon tahun 2014, di mana di tahun berikutnya acara tersebut akan diselenggarakan di Indonesia, tim dari Indonesia meninggalkan 1 unit Reog-nya untuk dibeli oleh kami, sehingga kami memiliki 2 unit Reog. Dan terakhir kami mengirimkan unit Reog dibantu oleh tim KBRI dengan biaya dari kami. Jadi seluruhnya unit reog itu mandiri biaya dari kami,” ungkap Purwanto.

Dengan reog tersebut, lanjut Purwanto, mereka mengikuti berbagai festival di Korea Selatan, untuk memeriahkan dan memperkenalkan budaya Reog di Korea Selatan. “Tetapi kendalanya adalah kami sering mengalami benturan dengan waktu kerja personil, karena mereka adalah pekerja migran. Sehingga seringkali tampil dengan seadanya,” ucapnya.

Purwanto juga menjelaskan, permasalahan Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan adalah mereka sudah terlalu nyaman hidup dan bekerja di Korea Selatan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2384 seconds (0.1#10.140)