Rusia Bersedia Sebar Pemantau Gencatan Senjata di Suriah

Jum'at, 14 Juli 2017 - 11:18 WIB
Rusia Bersedia Sebar Pemantau Gencatan Senjata di Suriah
Rusia Bersedia Sebar Pemantau Gencatan Senjata di Suriah
A A A
WASHINGTON - Rusia mengatakan pihaknya bersedia untuk menyebarkan pemantau untuk mencegah adanya pelanggaran gencatan senjata di Suriah bagian barat daya oleh pasukan pemerintah Suriah. Hal itu dikatakan seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS).

Utusan khusus AS untuk koalisi melawan ISIS, Brett McGurk mengatakan, sangat mendorong kemajuan gencatan senjata yang diatur oleh pihaknya, Rusia, dan Yordania yang mulai berlaku pada hari Minggu.

"Orang-orang Rusia telah menjelaskan bahwa mereka sangat serius dengan hal ini dan bersedia menempatkan beberapa orang mereka di lapangan untuk membantu memantau dari pihak rezim," kata McGurk

"Mereka tidak ingin rezim tersebut melanggar gencatan senjata," imbuhnya seperti dikutip dari Middle Easte Monitor, Jumat (14/7/2017).

Rusia adalah pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran telah membantu menempatkan sebagian besar pemberontak Sunni pada posisi yang kurang menguntungkan selama setahun terakhir.

Beragam pemberontak yang melawan Assad sejak 2011 mencakup faksi jihad dan kelompok lain yang didukung oleh monarki AS, Turki dan Teluk.

Perjanjian deeskalasi untuk Suriah barat daya diumumkan setelah sebuah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jerman pada hari Jumat lalu.

Trump, dalam sebuah konferensi pers di Paris, mengatakan bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk menegosiasikan gencatan senjata di wilayah kedua Suriah.

"Saya pikir presiden mengacu pada diskusi yang sangat konstruktif yang dia hadapi dengan orang-orang Rusia dalam membangun dari kesepakatan di barat daya ini," kata McGurk saat ditanya tentang komentar Turmp.

"AS telah sangat konstruktif, diskusi militer ke militer dengan orang-orang Rusia tentang pengaturan dekonstruksi dalam beberapa pekan terakhir dan sangat ingin mengeksplorasi kemungkinan gencatan senjata di wilayah lain," katanya.

McGurk mengatakan AS, Rusia dan Yordania telah melakukan diskusi ekstensif untuk menyetujui sebuah garis kontak terperinci sebagai dasar gencatan senjata di barat daya, dan sekarang melihat di mana pemantau dapat ditempatkan.

"Pembicaraan itu sangat berlanjut, dan saya berharap selama minggu depan atau lebih, ini bisa sampai di suatu tempat," katanya.

Sebelumnya pada hari Kamis di sebuah pertemuan koalisi anti-ISIS di Washington, McGurk mengatakan bahwa Washington telah menjanjikan tambahan USD 119 juta untuk bantuan kemanusiaan di Irak setelah merebut kembali Mosul dari ISIS bulan ini.

Dia mendesak upaya dan dana untuk menstabilkan wilayah Irak dan Suriah di mana pasukan sekutu telah mengalahkan militan tersebut.

"Kami telah mengidentifikasi 100 lokasi stabilisasi kritis di dan sekitar Mosul yang akan menjadi fokus langsung untuk pembersihan ranjau dan pemulihan," kata McGurk pada awal pertemuan hari Kamis.

Pasukan Irak bentrok dengan pejuang ISIS yang bertahan di Kota Tua Mosul pada hari Rabu, lebih dari 36 jam setelah Baghdad mengumumkan kemenangan atas kelompok ekstrimis itu.

Pengumuman kemenangan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi memberi isyarat kekalahan terbesar bagi kelompok garis keras sejak eletus di Irak utara tiga tahun lalu. Tapi kantong-kantong Mosul tetap tidak aman dan kota ini telah rusak parah selama hampir sembilan bulan pertempuran kota yang melelahkan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3850 seconds (0.1#10.140)