10 Fakta Mencengangkan Rusia Era Joseph Stalin, Termasuk Bikin Bom Nuklir Pertama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rusia bernama Uni Soviet ketika dipimpin Joseph Stalin dari 1924 hingga 1953. Banyak peristiwa penting dan perubahan besar terjadi di negara tersebut, termasuk pembuatan bom nuklir pertama Rusia.
Joseph Stalin lahir dengan nama Ioseb Besarionis dze Jughashvili pada 18 Desember 1878 dan meninggal pada 5 Maret 1953.
Dia merupakan tokoh revolusi dan politikus Uni Soviet keturunan Georgia. Dia menjadi kepala negara Uni Soviet sejak 1924 sampai akhir hayatnya pada tahun 1953.
Dia bergelar Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet sejak tahun 1922 sampai 1952. Meskipun mula-mula menjalankan pemerintahan Uni Soviet selaku kepala dari suatu rezim partai tunggal oligarkis yang memerintah dengan suara terbanyak, Stalin akhirnya menjadi diktator de facto Uni Soviet pada era 1930-an.
10 Fakta Mencengangkan Rusia Era Joseph Stalin
Pada tahun 1924, Rusia berubah nama menjadi Uni Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR).
Sebelumnya, negara ini dikenal sebagai Russian Soviet Federative Socialist Republic (Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia).
Di bawah pemerintahan Stalin, terjadi pembunuhan massal yang dikenal sebagai "Pembersihan Besar-Besaran" atau "Terror Merah".
Jutaan orang dianggap sebagai musuh negara atau pengkhianat dan dieksekusi atau dihukum kerja paksa.
Tragedi Kelaparan Holodomor terjadi di Ukraina antara tahun 1932 dan 1933, di mana jutaan orang Ukraina meninggal karena kelaparan yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah Soviet.
Stalin memulai program industrialisasi yang ambisius pada tahun 1920-an dan 1930-an, yang mengubah ekonomi Rusia dari pertanian menjadi industri.
Ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menyebabkan penderitaan besar bagi banyak orang.
Stalin membangun kultus individualitas di sekitar dirinya, di mana dia digambarkan sebagai pemimpin yang hebat dan tak tergantikan.
Gambar dan patung Stalin tersebar luas di seluruh negeri.
Stalin menindas oposisi politik dan melakukan penghukuman terhadap mereka yang dianggap sebagai ancaman terhadap rezimnya.
Banyak tokoh politik dan militer terkenal, serta anggota Partai Komunis, menjadi korban.
7. Perang Dunia II
Rusia berperan besar dalam Perang Dunia II melawan Nazi Jerman sebagai bagian dari Sekutu.
Pertempuran Stalingrad, salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah, adalah salah satu titik balik dalam perang.
Uni Soviet di bawah Stalin mengembangkan senjata nuklir pertamanya pada tahun 1949, memicu perlombaan senjata nuklir dengan Amerika Serikat dan memulai Perang Dingin.
Selama era Stalin, perbatasan Uni Soviet berubah melalui aneksasi wilayah-wilayah baru seperti wilayah-wilayah Baltik dan bagian dari Eropa Timur.
Ini juga mencakup pendudukan wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia.
Joseph Stalin meninggal pada tanggal 5 Maret 1953.
Setelah kematiannya, Uni Soviet mengalami periode "Destalinisasi" di bawah pimpinan Nikita Khrushchev, yang mencoba menghilangkan sebagian besar aspek kultus individualitas Stalin dan mengkritik tindakan represifnya.
Joseph Stalin lahir dengan nama Ioseb Besarionis dze Jughashvili pada 18 Desember 1878 dan meninggal pada 5 Maret 1953.
Dia merupakan tokoh revolusi dan politikus Uni Soviet keturunan Georgia. Dia menjadi kepala negara Uni Soviet sejak 1924 sampai akhir hayatnya pada tahun 1953.
Dia bergelar Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet sejak tahun 1922 sampai 1952. Meskipun mula-mula menjalankan pemerintahan Uni Soviet selaku kepala dari suatu rezim partai tunggal oligarkis yang memerintah dengan suara terbanyak, Stalin akhirnya menjadi diktator de facto Uni Soviet pada era 1930-an.
10 Fakta Mencengangkan Rusia Era Joseph Stalin
1. Rusia Berganti Nama
Pada tahun 1924, Rusia berubah nama menjadi Uni Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR).
Sebelumnya, negara ini dikenal sebagai Russian Soviet Federative Socialist Republic (Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia).
2. Pembunuhan Massal
Di bawah pemerintahan Stalin, terjadi pembunuhan massal yang dikenal sebagai "Pembersihan Besar-Besaran" atau "Terror Merah".
Jutaan orang dianggap sebagai musuh negara atau pengkhianat dan dieksekusi atau dihukum kerja paksa.
3. Kelaparan Ukraina
Tragedi Kelaparan Holodomor terjadi di Ukraina antara tahun 1932 dan 1933, di mana jutaan orang Ukraina meninggal karena kelaparan yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah Soviet.
4. Industrialisasi
Stalin memulai program industrialisasi yang ambisius pada tahun 1920-an dan 1930-an, yang mengubah ekonomi Rusia dari pertanian menjadi industri.
Ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menyebabkan penderitaan besar bagi banyak orang.
5. Kultus Individualitas
Stalin membangun kultus individualitas di sekitar dirinya, di mana dia digambarkan sebagai pemimpin yang hebat dan tak tergantikan.
Gambar dan patung Stalin tersebar luas di seluruh negeri.
6. Represi Politik
Stalin menindas oposisi politik dan melakukan penghukuman terhadap mereka yang dianggap sebagai ancaman terhadap rezimnya.
Banyak tokoh politik dan militer terkenal, serta anggota Partai Komunis, menjadi korban.
7. Perang Dunia II
Rusia berperan besar dalam Perang Dunia II melawan Nazi Jerman sebagai bagian dari Sekutu. Pertempuran Stalingrad, salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah, adalah salah satu titik balik dalam perang.
8. Pembuatan Bom Nuklir
Uni Soviet di bawah Stalin mengembangkan senjata nuklir pertamanya pada tahun 1949, memicu perlombaan senjata nuklir dengan Amerika Serikat dan memulai Perang Dingin.
9. Perubahan Perbatasan
Selama era Stalin, perbatasan Uni Soviet berubah melalui aneksasi wilayah-wilayah baru seperti wilayah-wilayah Baltik dan bagian dari Eropa Timur.
Ini juga mencakup pendudukan wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia.
10. Kematian Stalin
Joseph Stalin meninggal pada tanggal 5 Maret 1953.
Setelah kematiannya, Uni Soviet mengalami periode "Destalinisasi" di bawah pimpinan Nikita Khrushchev, yang mencoba menghilangkan sebagian besar aspek kultus individualitas Stalin dan mengkritik tindakan represifnya.
(mas)