Kepemimpinan Runtuh, Para Teroris di Marawi Saling Berkelahi

Selasa, 27 Juni 2017 - 14:45 WIB
Kepemimpinan Runtuh, Para Teroris di Marawi Saling Berkelahi
Kepemimpinan Runtuh, Para Teroris di Marawi Saling Berkelahi
A A A
MANILA - Militer Filipina mengonfirmasi bahwa kepemimpinan kelompok teroris di Kota Marawi telah runtuh, di mana pemimpin dan anggota kelompok Maute loyalis ISIS saling berkelahi. Perseteruan internal itu terjadi setelah kelompok itu mengancam anggotanya yang menyerah kepada militer Filipina akan dieksekusi.

Laporan dari militer Manila ini muncul di saat pasukan Filipina gencar meluncurkan serangan udara di Marawi usai gencatan senjata selama delapan jam berakhir. Serangan itu untuk mengusir para pengikut Maute bersaudara—Omarkhayam dan Abdullah—dan anggota faksi Abu Sayyaf yang dipimpin Isnilon Hapilon.

Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) mengaku sedang memverifikasi laporan bahwa Hapilon telah meninggalkan anak buahnya di Marawi. Tindakan Hapilon inilah yang disebut-sebut memicu runtuhnya organisasi teroris di Marawi.

Laporan tersebut didasarkan pada pengakuan banyak warga sipil yang diselamatkan. Selain itu, laporan juga disimpulkan dari komunikasi anggota kelompok Maute yang disadap militer Filipina.

Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera, juru bicara Gugus Tugas Marawi, mengatakan belum jelas kapan Hapilon—yang dianggap sebagai emir Islamic State (ISIS) di Filipina—melarikan diri.

Selain Hapilon, pemodal teroris Mahmud Ahmad juga dilaporkan telah meninggalkan para anggota kelompok Maute yang saat ini dipimpin Abdullah Maute. Runtuhnya kepemimpinan kelompok teroris ini terjadi tak lama setelah salah satu pentolan Maute, Omarkhayam, tewas dalam pemboman udara militer Filipina.

”Komando dan kontrol mereka hancur,” kata Herrera, seperti dikutip Philstar, Selasa (27/6/2017).

Pejabat militer Filipina menyatakan, jika laporan runtuhnya kepemimpinan teroris di Marawi ini terkonfirmasi, maka akan menjadi kemenangan bagi pasukan pemerintah Filipina dan krisis Marawi akan segera berakhir.

"Kemenangan itu tak dapat diubah. Ini hanya masalah waktu sebelum kita bisa menyelesaikan misi kita,” kata kepala kantor urusan publik militer Filipia Kolonel Edgard Arevalo.

Arevalo dan Herrera mengatakan bahwa selain masalah kepemimpinan, para teroris dilaporkan bertengkar mengenai uang, berkurangnya logistik dan pasokan yang mereka miliki.

Menurut kedua pejabat itu, beberapa militan Maute, yang meninggalkan jabatan mereka dan ingin menyerah, dilaporkan diancam akan dieksekusi oleh rekan mereka sendiri.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4476 seconds (0.1#10.140)