Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut dalam Kondisi Koma Kini Meninggal

Selasa, 20 Juni 2017 - 06:10 WIB
Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut dalam Kondisi Koma Kini Meninggal
Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut dalam Kondisi Koma Kini Meninggal
A A A
WASHINGTON - Mahasiswa Amerika Serikat (AS), Otto Warmbier, 22, yang dibebaskan Korea Utara (Korut) dalam keadaan koma kini telah meninggal dunia. Dia koma ketika menjalani hukuman kerja paksa di Pyongyang selama 17 bulan dari vonis 15 tahun.

Kematian mahasiswa Universitas Virginia ini diumumkan keluarganya dalam sebuah pernyataan. Dia meninggal hari Senin di sebuah rumah sakit di Cincinnati.

Warmbier ditangkap di Korea Utara saat berkunjung sebagai turis. Dia ditangkap atas tuduhan mencuri pamflet propaganda rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut dan tindakannya dianggap sebagai aksi subversif.

Dokter yang memeriksanya pada minggu lalu menyatakan bahwa Warmbier menderita kerusakan otak yang luas sehingga membuatnya berada dalam keadaan koma atau ”tidak responsif terjaga”.

Dokter mengatakan pada Kamis lalu bahwa Warmbier tidak menunjukkan tanda-tanda pemahaman bahasa atau kesadaran akan lingkungan sekitarnya. Dia tidak membuat gerakan.

Keadaan penahanannya di Korut dan perawatan medis apa yang dia dapatkan di sana, tetap menjadi misteri. Namun kerabatnya mengatakan bahwa kondisinya menunjukkan bahwa dia dianiaya secara fisik oleh para “penculik”-nya.

”Sayangnya, perlakuan buruk yang mengerikan yang diterima putra kami di tangan Korut memastikan bahwa tidak ada hasil lain yang mungkin terjadi selain yang menyedihkan yang kita alami saat ini,” kata keluarga Warmbier dalam sebuah pernyataan setelah kematiannya pada pukul 14.20 siang, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/6/2017).

Keluarganya mengatakan bahwa Warmbier telah mengalami koma sejak bulan Maret 2016, tak lama setelah dia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa di Pyongyang.

Rezim Kim Jong-un membebaskan Warmbier pekan lalu. Dia dibebaskan dengan alasan “kemanusiaan”.

Ayah Warmbier, Fred Warmbier, mengatakan pekan lalu bahwa anaknya telah diaaniaya dan diteror oleh pemerintah Pyongyang. Keluarganya tak percaya dengan cerita Korut bahwa mahasiswa itu telah jatuh dalam keadaan koma setelah tertular botulisme dan diberi pil tidur.

Dokter yang memeriksa Otto Warmbier setelah pembebasannya mengatakan tidak ada tanda-tanda botulisme di sistem sarafnya.

Warmbier dibebaskan setelah utusan khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Korut, Joseph Yun, melakukan perjalanan ke Pyongyang dan menuntut pembebasan mahasiswa tersebut atas dasar kemanusiaan.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Warmbier dan mengecam Korut sebagai ”rezim brutal”.

Susan Thornton, asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur, mengatakan bahwa AS prihatin atas nasib tiga warga AS lainnya yang masih ditahan di Pyongyang. Mereka adalah Tony Kim, Kim Dong Chul dan Kim Hak Song.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5936 seconds (0.1#10.140)