Al-Shabaab Sandera 20 Orang di Restoran Ibu Kota Somalia

Kamis, 15 Juni 2017 - 09:44 WIB
Al-Shabaab Sandera 20 Orang di Restoran Ibu Kota Somalia
Al-Shabaab Sandera 20 Orang di Restoran Ibu Kota Somalia
A A A
MOGADISHU - Sekelompok orang bersenjata menyandera setidaknya 20 orang di sebuah restoran di Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Aksi penyaderaan itu terjadi setelah aksi pelaku bom bunuh diri menghantamkan sebuah mobil ke sebelah restoran itu dan gerilyawan menyerbu masuk dalam sebuah serangan yang diklaim oleh militan al-Shabaab.

Saksi mata menatakan polisi mengepung seluruh distrik di sekitar restoran Pizza House di Mogadishu, yang berdekatan dengan Hotel Posh tempat pelaku bom bunuh diri menyerang lebih dulu. Posh Hotel adalah satu-satunya tempat dengan diskotek di ibu kota.

"Para pejuang masih berada di dalam Pizza House dan mereka menahan lebih dari 20 orang. Kami tidak tahu berapa banyak yang meninggal atau hidup," kata Ibrahim Hussein, seorang polisi, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/6/2017).

Sebelumnya pada hari Rabu, polisi mengatakan sembilan orang, kebanyakan wanita yang menjadi staf hotel, telah meninggal dalam serangan tersebut.

Pejabat keamanan mengatakan bahwa penyerang bom bunuh diri tersebut telah menabrakkan mobil yang mudah meledak ke pintu masuk hotel sebelum orang-orang bersenjata menyerbu restoran tersebut.

"Sebuah bom mobil yang dicurigai juga diparkir di depan Pizza House. Situasi ini dan penembak jitu telah menyulitkan pasukan keamanan untuk masuk ke dalam," kata Hussein.

Pejabat lain mengatakan korban di dalam hotel telah dievakuasi dengan aman namun kemungkinan ada lebih dari sembilan korban.

Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab. Kelompok tersebut telah melakukan kampanye bom bunuh diri dalam upayanya untuk menggulingkan pemerintah Somalia dan memaksakan interpretasi ketat terhadap Islam.

"Seorang mujahid dengan bom mobilnya bunuh diri yang menewaskan dirinya sendiri setelah dia menabrak Hotel Posh, yang merupakan kelab malam. Operasi berlanjut," kata juru bicara militer kelompok tersebut, Abdiasis Abu Musab.

Sejak kehilangan sebagian besar wilayah dari penjaga perdamaian Uni Afrika yang mendukung pemerintah, kelompok tersebut sering kali melancarkan serangan dan serangan mematikan di Mogadishu dan wilayah lain yang dikendalikan oleh pemerintah federal.

Negara Tanduk Afrika telah disiksa oleh konflik bersenjata sejak 1991, ketika panglima perang berbasis klan menggulingkan diktator Siad Barre dan kemudian saling berperang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4713 seconds (0.1#10.140)