Demi China, Panama Ceraikan Taiwan

Selasa, 13 Juni 2017 - 12:30 WIB
Demi China, Panama Ceraikan Taiwan
Demi China, Panama Ceraikan Taiwan
A A A
PANAMA CITY - Panama telah memutuskan hubungan diplomatik yang lama terbina dengan Taiwan. Sebagai gantinya, negara Amerika Tengah itu menjalin hubungan dengan China.

Pemerintah Panama mengatakan bahwa mereka mengakui bahwa hanya satu China dan menganggap Taiwan sebagai bagiannya. China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang bersikeras harus disatukan kembali seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/6/2017).

Panama tidak memberikan alasan mengubah kebijakan diplomatiknya, namun telah terjadi kerja sama ekonomi yang berkembang dengan China selama beberapa tahun terakhir.

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mengintensifkan investasi ekonominya ke negara Amerika Tengah - rumah bagi Terusan Panama yang secara ekonomi sangat penting.

Perusahaan China sedang mengembangkan pelabuhan di Panama dan perusahaan negara China dikatakan telah menyatakan minatnya untuk mengembangkan lahan di sekitar Terusan Panama begitu negara tersebut membuka tender untuk akhir tahun ini.

Terusan Panama adalah rute pelayaran penting dan karena China memperluas ambisi perdagangan globalnya dengan inisiatif Jalur Suteranya, akses ke pantai timur Amerika Selatan dan Amerika Serikat diperkirakan akan semakin penting bagi Beijing.

Panama adalah yang terbaru di antara segelintir negara yang memutuskan hubungan dengan Taipei untuk beralih ke Beijing. Pada bulan Desember tahun lalu, pulau Kepulauan Afrika Sao Tome dan Principe melakukan langkah serupa. Kini hanya 20 negara yang menjalin hubungan dengan Taiwan.

Kementerian luar negeri Taiwan mengekspresikan kemarahan dan penyesalan atas keputusan Panama dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan bersaing dengan Beijing dalam hal apa yang disebut permainan diplomatik uang tersebut. Baru-baru ini seperti Juni tahun lalu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi Panama.

Dalam kasus Sao Tome, kementerian luar negeri Taiwan mengutuk langkah tersebut, menuduh negara kepulauan tersebut menuntut sejumlah besar dukungan finansial.

Banyak pendukung Taipei yang tersisa adalah negara pulau kecil atau di Amerika Tengah dan Selatan, daerah yang sejauh ini memiliki sedikit hubungan ekonomi dengan China. Mengingat pertumbuhan pesat China sebagai negara adidaya ekonomi dan politik, telah semakin mudah bagi Beijing untuk mempengaruhi negara-negara mereka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1971 mengalihkan pengakuan diplomatik ke Republik Rakyat Cina (RRC) dan sebagian besar negara telah mengikuti petunjuk tersebut agar tidak memusuhi raksasa ekonomi yang sedang bangkit.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3776 seconds (0.1#10.140)