Google Kembangkan Mikroskop Bertenaga AI untuk Bantu Dokter Identifikasi Sel Kanker

Kamis, 21 September 2023 - 13:22 WIB
loading...
Google Kembangkan Mikroskop Bertenaga AI untuk Bantu Dokter Identifikasi Sel Kanker
Google Kembangkan Mikroskop Bertenaga AI. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
CUPERTINO - Google dikabarkan tengah mengembangkan mikroskop bertenaga artificial intelligence (AI) untuk membantu dokter mengidentifikasi sel kanker. Di beri nama Augmented Reality Microscope (ARM), teknologi ini dikembangkan bersama Departemen Pertahanan Amerika Serikat.



Disadur dari Engadget, Kamis (21/9/2023), penggunaan AI dalam mikroskop bertujuan untuk melapisi indikator visual, seperti peta panas atau batas objek, secara real-time. Ini akan memudahkan pengklasifikasian sampel dan mengidentifikasi keberadaan sel kanker atau patogen.

Menurut Google, ARM dapat dipasang pada mikroskop cahaya yang ada di rumah sakit dan klinik. Mikroskop yang dilengkapi ARM kemudian dapat memberikan berbagai umpan balik visual, termasuk teks, panah, kontur, peta panas, atau animasi, masing-masing disesuaikan dengan tujuan penilaian yang unik.

ARM diharapkan dapat tersedia untuk beberapa pengguna di sektor pemerintahan pada musim gugur ini. Pengembangan ARM sendiri diperkirakan menelan biaya hingga USD100.000 (Rp 1,5 miliar) kemungkinan jauh di luar kemampuan penyedia layanan kesehatan setempat.

Untuk diketahui, ARM pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2018 dan belum digunakan untuk mendiagnosis pasien. Saat ini, terdapat 13 prototipe ARM, dan pengujian signifikan masih diperlukan sebelum dapat membantu memenuhi kebutuhan dokter sehari-hari.

Ini bukan pertama kalinya Google Health berinvestasi pada alat bertenaga AI yang tidak hanya meningkatkan akurasi diagnostik tetapi juga membantu mengisi kesenjangan dalam dunia kedokteran karena terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan.

Raksasa teknologi ini telah memutuskan untuk bermitra dengan startup yang berinvestasi pada AI untuk meningkatkan layanan kesehatan dan diperkirakan telah menginvestasikan lebih dari $200 miliar atau setara Rp 3,07 kuadriliun pada investasi AI dalam dekade terakhir.

Hal ini sangat penting mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan akan terjadi kekurangan 15 juta pekerja layanan kesehatan di seluruh dunia pada tahun 2030.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2394 seconds (0.1#10.140)