AS Mengaku Serangan di Suriah Ditujukan untuk Konvoi Milisi Iran

Sabtu, 20 Mei 2017 - 11:10 WIB
AS Mengaku Serangan di Suriah Ditujukan untuk Konvoi Milisi Iran
AS Mengaku Serangan di Suriah Ditujukan untuk Konvoi Milisi Iran
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka yakin bahwa pasukan dalam konvoi yang ditargetkan oleh pesawat militernya di Suriah selatan adalah konvoi tentara Iran. Pernyataan ini keluar ditengah kemungkinan meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran dalam perang Suriah.

Menteri Pertahanan Jim Mattis mengatakan kepada wartawan di Pentagon bahwa serangan AS bersifat defensif. Hal itu dikutuk oleh pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang mendapat dukungan dari Iran dan Rusia.

Seorang anggota pasukan pejuang Suriah yang didukung AS mengatakan bahwa konvoi tersebut terdiri dari milisi Suriah dan didukung Iran. Mereka menuju ke garnisun di Suriah yang digunakan oleh pasukan koalisi dan AS di sekitar kota At Tanf. AS memutuskan bahwa konvoi tersebut merupakan ancaman.

Baca Juga: Jet-jet AS Bombardir Konvoi Tank Pasukan Assad

"Itu diharuskan untuk gerakan ofensif dengan kemampuan ofensif dari apa yang kita yakini dipimpin oleh Iran, saya tidak tahu apakah ada warga Iran di lapangan, tapi dipimpin oleh pasukan Iran," kata Mattis pada sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (20/5/2017).

Mattis mengatakan bahwa dia yakin pasukan yang dipimpin oleh Iran bergerak ke zona tersebut melawan saran Rusia. Namun dia tidak dapat memastikannya dengan pasti.

"Tapi sepertinya orang-orang Rusia mencoba menghalangi mereka," kata Mattis.

Seorang pejabat intelijen Barat, yang berbicara tanpa menyebut nama, telah mengatakan bahwa serangan tersebut mengirim sebuah pesan yang kuat kepada milisi yang didukung Iran. Pesan itu adalah mereka tidak akan diizinkan untuk mencapai perbatasan Irak dari Suriah.

Perunding pemerintah Suriah Bashar al-Ja'afari mengatakan bahwa dia telah membahas insiden tersebut dengan satf mediator AS untuk PBB dalam pidato damai di Jenewa.

"Kami membahas pembantaian yang dilakukan agresor AS kemarin di negara kami. Subjek ini banyak dibahas," kata Ja'afari kepada wartawan.

Serangan udara hari Kamis tidak dengan sendirinya menunjukkan adanya pergeseran fokus militer AS di Suriah, yang telah memerangi militan ISIS. Namun langkah terakhir menunjukkan bahwa daerah sekitar garnisun Tanf di Suriah selatan bisa berada di bawah tekanan.

Jenderal Marinir AS yang juga ketua Kepala Staf Gabungan, Joseph Dunford, mengatakan bahwa dia telah bekerja untuk menangani medan perang Suriah yang berantakan dengan Rusia. Tidak ada interaksi antara militer A.S. dan Suriah.

"Kami punya proposal yang sedang kami kerjakan dengan Rusia sekarang, saya tidak akan membagikan rinciannya," kata Dunford.

"Tapi menurut saya, orang Rusia sama antusiasnya dengan operasi dekonflasi dan memastikan bahwa kita dapat terus melakukan kampanye ke ISIS dan menjamin keamanan personil kita," katanya, menggunakan akronim untuk Negara Islam.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4426 seconds (0.1#10.140)