Massa Pakistan Serbu Tertuduh Penista Agama, Bocah 10 Tahun Tewas

Jum'at, 05 Mei 2017 - 06:47 WIB
Massa Pakistan Serbu Tertuduh Penista Agama, Bocah 10 Tahun Tewas
Massa Pakistan Serbu Tertuduh Penista Agama, Bocah 10 Tahun Tewas
A A A
HUB - Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun terbunuh dan lima orang lainnya terluka ketika massa menyerang sebuah kantor polisi di Pakistan. Serbuan massa itu untuk menghakimi seorang pria yang dituduh menista agama Islam.

Insiden ini terjadi di Kota Hub, Provinsi Balochistan. Amuk massa terjadi menyusul penangkapan Prakash Kumar, seorang anggota minoritas Hindu berusia 34 tahun.

Kumar, pemilik toko peralatan makan, ditahan pada hari Selasa lalu atas sangkaan memasang materi penistaan agama di WhatsApp.

”Ketika berita penangkapannya dipublikasikan di surat kabar lokal pada hari Kamis, sekitar 500 orang termasuk pedagang, ulama dan politisi mengepung kantor polisi kota tersebut untuk meminta dia diserahkan,” kata petugas polisi setempat, Abdul Sattar, kepada AFP.

Ketika polisi menolak, massa mengamuk. Petugas polisi dan pejabat pemerintah setempat dipukuli sebelum terdengar letusan senjata api yang diduga sebagai tembakan peringatan dari polisi.

Namun, amuk massa ini telah menewaskan bocah 10 tahun yang tidak bersalah. Lima orang lainnya juga terluka akibat huru-hara di kantor polisi.

Jam Mohammad, seorang petugas polisi lainnya, membenarkan laporan tersebut. ”Pengepungan berlangsung selama sekitar tiga jam dan massa mengamuk dengan meminta Kumar diserahkan,” katanya, yang dikutip Jumat (5/5/2017).

Situasi dapat dipulihkan setelah pemerintah mengirim pasukan paramiliter untuk membubarkan massa. Menurut polisi, amuk massa ini dipimpin oleh seorang ulama berpengaruh dan politisi dari partai berkuasa bernama Zia Shehzad.

Mujeeb Qambrani, seorang pejabat senior pemerintah daerah setempat mengatakan bahwa pemerintah tidak akan menyerah kepada kelompok massa yang main hakim sendiri. ”Karena kita secara hukum terikat untuk melindungi tersangka,” katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4169 seconds (0.1#10.140)