Trump Bilang Korea Bagian dari China, Eks Dubes Korsel Meradang

Jum'at, 21 April 2017 - 14:23 WIB
Trump Bilang Korea Bagian dari China, Eks Dubes Korsel Meradang
Trump Bilang Korea Bagian dari China, Eks Dubes Korsel Meradang
A A A
SEOUL - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat kesalahan yang menunjukkan ketidaktahuannya akan sejarah dunia. Dalam sebuah wawancara, Trump menyebut bahwa Korea adalah bagian dari China.

Trump membuat komentar bahwa Korea dulunya adalah bagian dari China tidak lama setelah bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Ia membuat komentar itu dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal pada 12 April, meskipun kutipan tersebut hanya dijawab kemudian oleh situs berita online Quartz.

"Melangkah ke dalam sejarah China dan Korea. Dan Anda tahu, Anda berbicara tentang ribuan tahun dan banyak perang. Dan Korea sebenarnya dulu adalah seorang Bagian dari Cina," kata Trump dalam wawancara tersebut.

Dalam wawancara yang sama, Trump juga mengungkapkan bahwa pemimpin China tersebut telah menjelaskan situasi di Semenanjung Korea. "Setelah mendengarkan selama 10 menit, saya menyadari itu tidak mudah," ucapnya menyimpulkan.

Kejadian ini pun menuai tanggapan dari mantan duta besar Korea Selatan untuk London dan Tokyo, Rah Jong-yil.

"Saya menduga bahwa Tuan Xi mengatakan, pada dasarnya, Korea adalah bagian dari China karena berada di bawah pengaruh China secara historis dan Trump mempercayainya," kata Yil seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (21/4/2017).

"Ini menunjukkan ketidaktahuannya yang mengejutkan terhadap situasi di Asia Timur laut. Itu sangat mengganggu kami," imbuhnya.

Yil kemudiang mengungkapkan bahwa ada banyak pemikiran nasionalis di China bahwa kerajaan Korea kuno adalah bagian dari kerajaan Cina. Mereka juga menyebut negara-negara modern juga jatuh dalam lingkup pengaruh eksklusif Beijing.

"Memang benar bahwa semenanjung Korea berada di bawah pengaruh China, tapi itu berada di bawah dinasti Ming yang sudah lama sekali dan tidak ada hubungannya dengan Republik Rakyat China", katanya.

"Di masa lalu, Korea mungkin telah berkiblat ke China sebagai model pembangunan politik atau ekonomi, namun hari ini kita menganggap negara yang dipimpin komunis itu secara ekonomi, politis dan sosial terbelakang," cetusnya

Masalah yang lebih besar, menurutnya, adalah bahwa pemimpin sekutu keamanan utama Korsel sedang dididik dalam sejarah wilayah tersebut oleh kekuatan tetangga yang bermusuhan terhadap Seoul.

"Seseorang perlu mencerahkan Trump tentang fakta-fakta di wilayah tersebut dan dia seharusnya tidak jatuh dalam jenis nasionalisme konyol dari orang Cina ini," imbuh Yil.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3373 seconds (0.1#10.140)