Di Masjid Istiqlal, Wakil Trump Ditanya Larangan Muslim Masuk AS

Jum'at, 21 April 2017 - 00:07 WIB
Di Masjid Istiqlal, Wakil Trump Ditanya Larangan Muslim Masuk AS
Di Masjid Istiqlal, Wakil Trump Ditanya Larangan Muslim Masuk AS
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden (wapres) Amerika Serikat (AS) Michael Richard "Mike" Pence menemui para tokoh agama Indonesia dalam kunjungannya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (20/4/2017). Para tokoh agama mempertanyakan perihal larangan imigran dari beberapa negara Muslim masuk ke AS.

Pertemuan wakil Donald Trump dengan para tokoh agama Indonesia itu dimediatori putri almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau akrab disapa Yenny Wahid, perwakilan dari Wahid Foundation.

Menurut Wapres Pence, apa yang dipertanyakan para tokoh agama itu hanya soal salah persepsi. Pence mengatakan, larangan bukan ditujukan untuk warga Muslim, tapi untuk warga dari negara-negara yang dilanda konflik.

"Saya sempat tanya soal larangan Muslim, dia bilang itu salah persepsi. Mereka hanya ingin meyakinkan orang Islam yang masuk bisa dicek, Muslim yang aman. Jadi ini masalaah internal security mereka, memastikan kalau Muslim yang datang bukan radikal," ujar Yenny.

"Tapi, kalau Muslim dari Indonesia mereka sangat menerima, karena Muslim Indonesia merupakan Muslim yang memerangi radikalisme. Saya juga katakan, di Indonesia menurut survei terbaru penduduk Muslimnya sangat tidak suka dengan ISIS," lanjut Yenny.

"Beliau menyadari, justru Muslim di Indonesia bisa memberi inspirasi bagi seluruh warga dunia terutama komunitas muslim di banyak negara. Tidak ada larangan bagi warga Indonesia ke Amerika," imbuh Yenny.

Para tokoh agama Indonesia juga berharap dengan kunjungan Pence ke Jakarta dapat menghapus Islamophobia di AS.

"Sekarang di Amerika ada semacam phobia terhadap Islam. Jadi, kita sangat berharap dengan datangnya Pence ke Indonesia, dia bisa lihat sendiri bahwa tidak perlu ada phobia terhadap Islam. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat toleran yang menghargai keberagaman dan melindungi minoritas," papar Yenny.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4880 seconds (0.1#10.140)