Iran Pamer Rudal Jarak Jauh Terbaru Berspanduk 'Matilah Israel'

Kamis, 20 April 2017 - 00:08 WIB
Iran Pamer Rudal Jarak Jauh Terbaru Berspanduk Matilah Israel
Iran Pamer Rudal Jarak Jauh Terbaru Berspanduk 'Matilah Israel'
A A A
TEHERAN - Iran memamerkan rudal jarak jauh terbaru buatan dalam negeri bersama sistem rudal pertahanan udara S-300 buatan Rusia dalam parade militer tahunan. Senjata-senjata Teheran itu dipamerkan dengan dihiasi spanduk anti-Israel.

Parade militer digelar di Teheran pada hari Selasa lalu. Pasukan dari semua cabang angkatan bersenjata Iran ambil bagian. Senjata-senjata tempur yang dipamerkan antara lain tank tempur, kendaraan lapis baja, kendaraan udara tak berawak (UAV), pesawat jet tempur, sistem radar dan sistem rudal pertahanan udara.

Beberapa bagian tertentu dari parade militer yang menarik perhatian adalah spanduk-spanduk anti-Israel yang salah satunya berbunyi “Matilah Israel” dalam bahasa Persia.

Presiden Hassan Rouhani yang menghadiri parade dalam sebuah pidato menyerukan semua rakyat Iran waspada. ”Iran harus selalu menjaga kewaspadaan terhadap konspirasi pihak lain dan harus meningkatkan daya tangkal hari demi hari,” kata Rouhani.

Menurutnya, pasukan Iran akan selalu siap mempertahankan seluruh wilayah yang penting dan sensitive di Timur Tengah dan wajib kuat bertekad untuk menanggapi potensi serangan dari agressor.

Kantor berita Fars dalam laporannya yang dilansir semalam (19/4/2017) menyatakan bahwa rudal jarak jauh terbaru yang dipamerkan bersama S-300 Rusia adalah rudal anti-pesawat Sayyad 3. Rudal ini baru pertama kali dipamerkan ke publik oleh militer Teheran.

Komandan Angkatan Udara Iran, Brigadir Jenderal Farzad Esmayeeli, mengatakan bahwa rudal terbaru itu akan dipasang di sistem pertahanan udara S-200 buatan Soviet. Rudal Sayyad 3 juga dapat dipasang di sistem rudal pertahanan Bavar 373 yang dikembangkan secara lokal oleh Iran.

Iran selama ini dikenal sebagai musuh bebuyutan Israel. Ketegangan kedua negara telah memanas sejak Teheran mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia. Dalam kesepakatan tahun 2015 itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan kompensasi pencabutan sanksi atau embargo dari negara-negara Barat.

Israel telah menentang kesepakatan nuklir Teheran dengan alasan Iran akan bangkit jika sanksi dicabut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan publik sebelumnya mengklaim bahwa Teheran berupaya melenyapkan Israel dan menimbulkan ancaman terhadap Eropa dan Barat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3473 seconds (0.1#10.140)