Suu Kyi: Tidak Ada Pembersihan Etnis Rohingya di Myanmar

Kamis, 06 April 2017 - 13:36 WIB
Suu Kyi: Tidak Ada Pembersihan Etnis Rohingya di Myanmar
Suu Kyi: Tidak Ada Pembersihan Etnis Rohingya di Myanmar
A A A
YANGON - Aung San Suu Kyi mengakui ada permasalahan di negara bagian Rakhine, di mana mayoritas Rohingya tinggal. Namun ia membantah ada pembersihan etnis minoritas Muslim itu di wilayah tersebut

Menurut peraih Nobel Perdamaian itu, istilah pembersihan etnis terlalu keras untuk digunakan. Sebaliknya, pemimpin de facto Myanmar itu mengatakan negaranya akan menyambut setiap etnis Rohingya yang kembali dengan tangan terbuka.

"Saya tidak berpikir ada pembersihan etnis yang terjadi. Saya pikir pembersihan etnis terlalu keras untuk digunakan sebagai ekspresi atas apa yang terjadi," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/4/2017).

"Saya kira ada banyak permusuhan di sana, di mana Muslim juga membunuh Muslim, jika mereka berpikir mereka bekerja sama dengan pihak berwenang. Ini bukan hanya soal pembersihan etnis seperti yang dikatakan. Itu adalah masalah orang-orang di sisi yang berbeda, dan perbedaan ini kami berusaha untuk menutupnya," imbuhnya.

Aung San Suu Kyi menjadi sorotan karena sikap diamnya terhadap krisis Rohingya. Hal ini merusak reputasinya yang dianggap sebagai mercusuar hak asasi manusia, berkat pertempurannya selama beberapa dekade melawan junta militer di mana ia harus menjadi tahanan rumah.

Ia mendapat tekanan dari dunia internasional terkait masalah ini. Namun, Suu Kyi mengatakan telah menjawab pertanyaan tentang masalah ini sebelumnya.

"Pertanyaan ini telah diminta sejak 2013, ketika putaran terakhir masalah pecah di Rakhine. Dan mereka (para jurnalis) akan menanyakan pertanyaan dan saya akan menjawab mereka dan orang-orang akan mengatakan saya tidak mengatakan apa-apa. Hanya karena saya tidak membuat pernyataan yang diinginkan oleh orang banyak, orang banyak ingin saya berbuat sesuatu, hanya dengan mengutuk satu komunitas atau yang lain," tuturnya.

Suu Kyi mengaku tidak tahu mengapa serangan Oktober dilakukan. Namun, ia berspekulasi, mungkin hal itu adalah upaya untuk mengagalkan negosiasi perdamaian antara pemerintah dan berbagai kelompok pemberontak etnis bersenjata.

"Mereka tidak bebas untuk pemerkosaan, penjarahan dan penyiksaan. Mereka bebas untuk masuk dan berjuang. Itu dalam konstitusi. Hal-hal militer harus diserahkan kepada tentara."

Adapun terkait orang-orang Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke negara-negara tetangga, Suu Kyi mengatakan: "Jika mereka kembali mereka akan aman. Terserah bagi mereka untuk memutuskan, beberapa telah datang kembali. Kami menyambut mereka dan kami dengan senang hati menerima mereka kembali."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3810 seconds (0.1#10.140)