Dicap Penjahat Perang Yaman, Jenderal Saudi Dilempari Telur di London

Jum'at, 31 Maret 2017 - 08:13 WIB
Dicap Penjahat Perang Yaman, Jenderal Saudi Dilempari Telur di London
Dicap Penjahat Perang Yaman, Jenderal Saudi Dilempari Telur di London
A A A
LONDON - Jenderal top Arab Saudi, Ahmed al-Asiri, dilempari telur oleh warga dan para aktivis di London. Dia bahkan hendak ditangkap warga karena dianggap sebagai penjahat perang di Yaman.

Jenderal Asiri merupakan penasihat di Kementerian Pertahanan Saudi. Namanya tenar setelah dia menjadi juru bicara Koalisi Arab Teluk pimpinan Arab Saudi yang membombardir Yaman untuk memerangi kelompok pemberontak Houthi.

Dia berada di London pada hari Kamis untuk jadi pembicara di acara Dewan Eropa Hubungan Luar Negeri, sebuah kelompok think tank. Namun, dia diserang para aktivis perdamaian dan warga London.

Perang Yaman sudah berlangsung dua tahun. Sekitar 10 ribu jiwa meninggal. Negara itu juga hancur. PBB memperingatkan Yaman sedang dalam bencana, di mana 18 juta orang butuh bantuan makanan.

Sam Walton, salah satu aktivis perdamaian yang hendak menangkap Jenderal Saudi itu mengatakan, Asiri tidak harus diterima di Inggris. Upaya penangkapannya gagal, karena warga dan aktivis bukan pihak berwenang.

”Asiri merupakan rezim yang telah menewaskan ribuan orang di Yaman dan menunjukkan penghinaan total terhadap hukum internasional,” katanya.

”Asiri tidak harus disambut dan diperlakukan seperti pembesar, dia harus ditangkap dan diselidiki untuk kejahatan perang,” lanjut dia. ”Mengapa kita membiarkan penjahat perang ini berkeliaran di sekitar jalan-jalan Inggris ketika kita tahu semua orang mengutuk kejahatan perang di Yaman,” imbuh dia seperti dikutip Russia Today, Jumat (31/3/2017).

Jenderal Asiri dianggap sebagai penjahat perang karena Saudi dan koalisinya dituduh menggunakan bom cluster dalam perang di Yaman.

Namun, Asiri menyangkal tuduhan penggunaan bom cluster. Dia memberikan alasan mengapa Saudi harus memerangi kelompok pemberontak Houthi.

”Kami tidak bisa menerima Yaman dibagi menjadi dua bagian, di bawah milisi dan di bawah pemerintah. Kami membutuhkan Yaman bersatu di bawah payung pemerintah Yaman, di bawah payung PBB, menghormati hukum internasional, bertindak dengan negara-negara sebagai sebuah negara, bukan sebagai milisi,” kata Asiri.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5436 seconds (0.1#10.140)