Patung Firaun Berumur 3.000 Tahun Mulai Dievakuasi

Selasa, 14 Maret 2017 - 23:00 WIB
Patung Firaun Berumur 3.000 Tahun Mulai Dievakuasi
Patung Firaun Berumur 3.000 Tahun Mulai Dievakuasi
A A A
CAIRO - Masyarakat berkumpul di dekat kubangan berlumpur di Matariya, Cairo, Mesir, kemarin. Mereka ingin menjadi saksi sejarah ketika patung raksasa Firaun diangkat untuk dibawa dan kemudian diteliti lebih lanjut.

Patung yang terdiri atas tiga bagian tersebut diyakini berusia lebih dari 3.000 tahun. Penemuan ini dipimpin tim gabungan Jerman-Mesir dari Universitas Leipzig. Masyarakat yang berbaur dengan ahli, arkeolog, serta petugas kepolisian menyaksikan bagaimana pasukan khusus berusaha keras mengangkat bagian dada hingga perut patung menggunakan crane.

Dilansir dari Telegraph , petugas berwenang mengatakan berat potongan patung tersebut mencapai tiga ton. ”Belum diketahui secara pasti Firaun dari dinasti berapa. Namun, kemungkinan besar dia adalah Firaun Ramses II atau yang biasa disebut juga Ozymandias, karena tidak jauh dari sini ada kuil pemujaan Firaun Ramses II,” ujar Menteri Purbakala Mesir Khaled al-Anani kepada Reuters.

Bagian kepala Firaun Ramses II sudah dievakuasi terlebih dahulu. ”Bagian-bagian patung bakal digabungkan di museum (di Cairo). Lalu, dipamerkan di Museum Besar Mesir dekat Piramida Giza,” imbuh Anani. ”Setelah digabungkan, tingginya akan mencapai lebih dari sembilan meter.” Penemuan patung Ramses II ini disambut gembira para arkeolog dan peneliti.

Sejumlah ahli mengatakan ini merupakan salah satu penemuan arkeologi terpenting. Ramses II merupakan pemimpin paling dihormati oleh masyarakat Mesir kuno. Dia merupakan Firaun ketiga pada dinasti 19 yang berkuasa dari 1279-1213 SM. Ramses II dalam riwayatnya pernah menaklukkan Nubia atau kini dikenal sebagai Sudan dan Suriah.

”Saat air lumpur menyusut, bagian kepala dan dada terlihat. Setelah diangkat, kami juga menemukan mahkota,” imbuh Anani. Di lokasi yang sama juga ditemukan patung Firaun Seti II, cucu Ramses II, setinggi 80 cm. Pada Selasa (6/3), tim arkeologi gabungan Jerman- Mesir mulai menggali di Matariya.

Dietrich Raue dari Universitas Leipzig, yang mengepalai tim arkeolog Jerman, mengatakan bahwa penemuan itu bagian dari proses penggalian yang dimulai pada 2012. ”Itu di daerah yang hampir sepenuhnya diteliti,” kata Raue. Tim telah menemukan basis di situs yang rusak. ”Kami pikir (situs itu) akan kosong tanpa fitur apa pun, jadi ini merupakan kejutan besar,” lanjut Raue, seperti dikutip dari CNN.

Meskipun penemuan ini amat bersejarah, banyak yang memprotes cara tim arkeologi tersebut bekerja. Ahli Egyptology Monica Hanna mengatakan penanganan patung itu tidak dilakukan melalui perencanaan yang baik. ”Tampaknya patung tidak patah saat pertama kali ditemukan. Itulah yang amat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Selain itu, baru ditemukannya patung ini, juga merupakan kelalaian pihak berwenang Mesir. ”Lokasi ini memang sudah menjadi target arkeolog. Namun, mereka (pihak berwenang Mesir) menetapkan tidak ada bukti keberadaan benda purbakala. Malah mengizinkan warga membangun tempat tinggal dan toko di sini. Situs purbakala menjadi rusak,” imbuhnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3386 seconds (0.1#10.140)