Australia: Tak Ada Rencana Patroli Bersama Indonesia di LCS

Selasa, 07 Maret 2017 - 15:04 WIB
Australia: Tak Ada Rencana Patroli Bersama Indonesia di LCS
Australia: Tak Ada Rencana Patroli Bersama Indonesia di LCS
A A A
JAKARTA - Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull mengatakan, negaranya bertujuan untuk bekerja sama lebih erat dengan Indonesia dalam keamanan maritim. Namun, ia menyatakan, tidak ada rencana untuk melakukan patroli bersama di Laut China Selatan (LCS).

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Australia bulan lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan ia ingin melihat patroli bersama dan bermaksud untuk menyampaikan ide itu kepada Turnbull, tetapi hanya jika tidak mengobarkan ketegangan dengan China.

"Kami tidak akan melakukan tindakan yang akan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan," kata Turnbull, ketika ditanya oleh wartawan apakah Indonesia telah meningkatkan prospek untuk melakukan patroli bersama.

"Komitmen kami adalah untuk meningkatkan kerjasama kami dengan satu sama lain dalam hal keamanan maritim. Jadi kita bicarakan lebih lanjut kerjasama, koordinasi, tetapi belum diambil lebih jauh dari itu," tambah Turnbull seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/3/2017).

Turnbull sendiri saat ini tengah berada di Jakarta untuk menghadiri pertemuan puncak pertemuan dari 21-anggota Indian Rim Association Samudra (IORA).

China mengklaim hampir seluruh LCS, kawasan yang menghasilkan lebih dari USD5 triliun dari lalu lintas kapal perdagangan dunia setiap tahunnya. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim ke bagian laut.

Indonesia secara tradisional mengambil sikap netral di LCS. Namun, Indonesia marah saat China mengatakan kedua negara memiliki "klaim yang tumpang tindih" di perairan dekat Kepulauan Natuna. Indonesia lantas menggelar latihan militer skala besar di tepi Laut China Selatan pada bulan Oktober lalu.

Australia sendiri mendukung kebebasan navigasi yang dipimpin oleh AS di wilayah ini. Canberra juga baru saja memperbaiki hubungannya dengan Jakarta setelah dianggap melakukan penghinaan terhadap Indonesia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3503 seconds (0.1#10.140)