Dua Kali Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata Korut, Kim Jong-un Siap Coba yang Ketiga
loading...
A
A
A
Pada 31 Mei, sebuah roket Korea Utara yang membawa satelit mata-mata jatuh ke laut segera setelah lepas landas, yang merupakan kemunduran bagi upaya pemimpin Korut Kim Jong-un untuk membangun sistem pengawasan berbasis ruang angkasa guna memantau Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan lebih baik.
Korea Utara sejak itu berjanji untuk melakukan upaya kedua.
Setelah upaya peluncuran pertama, Korea Utara dengan cepat mengakui kegagalannya, dengan mengatakan bahwa roket Cholllima-1 yang baru dikembangkannya kehilangan daya dorong di antara tahap peluncuran dan jatuh ke laut.
Kim Jong-un menggambarkan kegagalan peluncuran tersebut sebagai kemunduran serius dalam upaya negara tersebut untuk meningkatkan kemampuan militernya di tengah ketegangan dengan saingannya.
Militer Korea Selatan menemukan beberapa puing setelah peluncuran yang gagal dan mengatakan pada awal Juli bahwa satelit Korea Utara tidak cukup canggih untuk melakukan pengintaian militer.
Korea Selatan, AS, dan negara-negara lain masih mengecam peluncuran pada bulan Mei karena meningkatkan ketegangan dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang negara tersebut menggunakan teknologi rudal balistik.
Peluncuran satelit pada hari ini terjadi tiga hari setelah militer AS dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan tahunan yang oleh Korea Utara disebut sebagai latihan invasi.
Korea Utara sejak itu berjanji untuk melakukan upaya kedua.
Setelah upaya peluncuran pertama, Korea Utara dengan cepat mengakui kegagalannya, dengan mengatakan bahwa roket Cholllima-1 yang baru dikembangkannya kehilangan daya dorong di antara tahap peluncuran dan jatuh ke laut.
Kim Jong-un menggambarkan kegagalan peluncuran tersebut sebagai kemunduran serius dalam upaya negara tersebut untuk meningkatkan kemampuan militernya di tengah ketegangan dengan saingannya.
Militer Korea Selatan menemukan beberapa puing setelah peluncuran yang gagal dan mengatakan pada awal Juli bahwa satelit Korea Utara tidak cukup canggih untuk melakukan pengintaian militer.
Korea Selatan, AS, dan negara-negara lain masih mengecam peluncuran pada bulan Mei karena meningkatkan ketegangan dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang negara tersebut menggunakan teknologi rudal balistik.
Peluncuran satelit pada hari ini terjadi tiga hari setelah militer AS dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan tahunan yang oleh Korea Utara disebut sebagai latihan invasi.
(mas)