Ban Ki-moon Kembali ke Korsel

Jum'at, 13 Januari 2017 - 21:15 WIB
Ban Ki-moon Kembali ke Korsel
Ban Ki-moon Kembali ke Korsel
A A A
SEOUL - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon kembali ke Korea Selatan (Korsel), kemarin. Perjalanan pulang Ban menjadi momentum awal tentang kemungkinannya maju dalam pemilihan umum (pemilu) untuk menggantikan Presiden Park Geun-hye yang dimakzulkan parlemen karena terlilit skandal korupsi.

”Saya sangat serius mempertimbangkan dan berpikir tentang bagaimana saya dapat menggunakan pengalaman dan pengetahuan saya sebagai Sekjen PBB untuk digunakan sebaik mungkin,” papar Ban setelah tiba di Seoul kemarin, dikutip kantor berita AFP.

Berbicara di depan kerumunan ratusan orang di Bandara Internasional Incheon, Ban menyatakan bahwa dia telah siap bertemu publik pekan ini sebelum membuat keputusan penting. Ban kembali ke Korsel di saat ketidakpastian politik di negara itu. Puluhan ribu orang berunjuk rasa setiap akhir pekan untuk mendesak Park mundur.

Jika Mahkamah Konstitusi (MK) mendukung voting pemakzulan oleh parlemen, Park akan secara permanen dicopot dari jabatan presiden dan pemilu akan digelar dalam 60 hari. ”Ini menghancurkan hati saya. Kita tidak boleh melupakan keinginan rakyat yang terungkap di jalanan,” ujar Ban merujuk pada krisis politik yang sedang terjadi di Korsel.

Sebagai diplomat karier, Ban tidak pernah bergabung partai politik mana pun di Korsel. Meski demikian, dia menjabat sebagai menteri luar negeri (menlu) di era presiden Roh Moo-hyun pada 2004 hingga 2006. Tidak jelas apakah Ban akan bergabung Partai Saenuri yang berkuasa dan dipimpin Park atau dia akan bergabung ke partai konservatif yang semakin populer.

Ketua Partai Saenuri Chung Woo-taik menyambut kedatangan Ban melalui posting di Facebook. Chung menyebut Ban sebagai kebanggaan dan aset nasional Korsel. Ban memiliki tingkat popularitas 20,3% dalam survei yang dirilis kemarin.

Di sisi lain, Ban juga dibayangi skandal korupsi yang melilit adik kandung dan keponakannya yang sedang diproses di pengadilan Amerika Serikat (AS) pekan ini. Kedua orang itu dituduh menyuap seorang pejabat asal Timur Tengah terkait penjualan gedung di Vietnam. Meski demikian, Ban menyangkal terlibat dalam kasus tersebut. Ban menyatakan sangat malu dengan kasus tersebut.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3933 seconds (0.1#10.140)