Kisah Fir'aun: Raja Sombong yang Sukses Membangun Infrastruktur Mesir

Selasa, 25 Juli 2023 - 18:28 WIB
loading...
Kisah Firaun: Raja Sombong yang Sukses Membangun Infrastruktur Mesir
Hal yang baik dari Firaun dan bermaslahat bagi rakyatnya boleh jadi adalah kesuksesan dia membangun Mesir. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Fir'aun dikenal sangat sombong . Ia merasa diri sebagai tuhan. Itu sebabnya, ia menganggap Nabi Musa yang membawa agama Tauhid sebagai musuh bebuyutannya. Fir'aun tak sudi disekutukan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hal yang baik dari Fir'aun dan bermaslahat bagi rakyatnya boleh jadi adalah kesuksesan dia membangun Mesir . Ia tercatat sukses memimpin Mesir. Pembangunan infrastruktur maju pesat. Selama dinasti Firaun, Mesir mengalami puncak kejayaannya.

Firaun adalah gelar raja Mesir. Kerajaan Mesir sendiri diperintah selama sekitar 3000 tahun oleh puluhan dinasti. Satu dinasti terdiri atas sejumlah Firaun.

Firaun, yang oleh kegagahannya dan keberhasilannya dalam menjayakan negeri Mesir semasa Nabi Musa dilahirkan, telah berani menganggap dirinya paling berkuasa. Rakyat, yang pada mulanya terbius oleh kekaguman akan pemimpin hebat ini menerima saja segala tuntutan Fir'aun.

Akhirnya, Fir'aun menobatkan dirinya menjadi tuhan, atau maharaja, pembuat dan penentu hukum. Semua keinginan dan titahnya menjadi undang-undang kerajaan Mesir.



Rakyat akhirnya ditindas oleh Fir'aun, yang sudah mulai menganggap dirinya tidak pernah bersalah.

Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menjelaskan ketika Musa, sesudah menerima wahyu, menyatakan kepada Fir'aun, bahwa tuhan satu-satunya yang benar dan paling berkuasa ialah Allah Pencipta seluruh alam, maka Fir'aun dengan bangganya menjawab: "Aku tidak menyangka, bahwa kalian masih punya tuhan selain diriku." ( QS 28 :38).

Mulutnya Menganga

Kini telah ditemukan mumi Firaun dalam kondisi mulutnya menganga. Tentang Fir'aun yang mana yang ditemukan itu, Ali Akbar dalam buku berjudul "Arkeologi Al-Qur'an" (2020) menguraikan, para peneliti sejauh ini telah mengerucutkan kesimpulan pada dua nama, yakni Firaun Ramses II dan anaknya, Firaun Merneptah.

Menurutnya, yang pertama memerintah hingga tahun 1212 SM. Mumi atau jasadnya telah diteliti banyak ahli, termasuk Dr Maurice Bucaille, seorang ahli bedah asal Prancis, pada 1975-1976.

Firaun manapun yang dimaksud, menurut Ali, pada intinya Nabi Musa as diperkirakan hidup sekitar tahun 1212 SM. Ia sendiri berkeyakinan, Firaun yang memelihara dan membesarkan Nabi Musa diistananya ialah Ramses II.

Muhammad Imaduddin Abdulrahim (1931-2008) dalam buku "Kuliah Tauhid" yang diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB (1980) memaparkan pada hakikatnya Firaun bukan tidak percaya akan adanya Allah Maha Pencipta langit dan bumi. Ia hanya terjangkit penyakit yang sengaja ditularkan oleh iblis, yaitu sombong atau bangga akan keturunan.



Fir'aun sebenarnya percaya akan adanya Allah Maha Pencipta, tapi di samping itu ia ingin mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya pembuat dan penentu undang-undang (ilah) bagi negeri dan rakyat Mesir.

Oleh karena itu, konsep Tauhid yang ditawarkan Musa demi menegakkan kembali hak asasi manusia bagi kaum Yahudi ini telah dicemoohkan Fir'aun dan ditolaknya mentah-mentah.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1195 seconds (0.1#10.140)