Ini yang Dikatakan Raja Charles III tentang Islam dan Lingkungan

Kamis, 15 Juni 2023 - 16:07 WIB
loading...
Ini yang Dikatakan Raja Charles III tentang Islam dan Lingkungan
Raja Charles III di samping mahmal, tandu yang sebelumnya digunakan untuk mengangkut kiswah, penutup yang menutupi Kakbah saat di Alexandria, Mesir. Foto/Ilustrasi: MEE
A A A
Raja Inggris Charles III belajar Bahasa Arab karena ingin lebih memahami Al-Qur'an . Ia juga seringkali berbicara tentang sejarah dan teologi Islam.

Pada tahun 1996, mufti agung Siprus, secara mengejutkan, menuduh Charles III - raja Inggris yang baru - diam-diam menjadi seorang Muslim.

"Tahukah Anda bahwa Pangeran Charles telah masuk Islam. Ya, ya. Dia adalah seorang Muslim. Saya tidak bisa mengatakan lebih banyak. Tapi itu terjadi di Turki. Oh, ya, dia masuk Islam," kata almarhum Nazim Al-Haqqani sebagaimana dilansir Middle East Eye (MEE).

“Ketika Anda sampai di rumah, periksa seberapa sering dia bepergian ke Turki. Anda akan menemukan bahwa raja masa depan Anda adalah seorang Muslim.”

Istana Buckingham hanya menjawab: "Omong kosong."



Charles, yang menjadi raja baru pada 6 Mei 2023, menggantikan ibunya Ratu Elizabeth II yang meninggal, bukanlah seorang Muslim - tetapi kekaguman dan pengetahuannya tentang iman Islam didokumentasikan dengan baik.

Pria berusia 73 tahun, yang sekarang menjadi kepala Gereja Inggris, telah sering berbicara berkaitan dengan Muslim dan Islam.

Dia bahkan pernah mengungkapkan bahwa dia telah belajar bahasa Arab untuk memahami Al-Qur'an dengan lebih baik.

Menuurt MEE, Charles telah lama mengadvokasi masalah lingkungan dan perubahan iklim, kadang-kadang mengutip ajaran Islam tentang masalah ini.

Dalam pidato tahun 1996 berjudul "A Sense of the Sacred: Buildings Bridges Between Islam and the West", dia menyatakan bahwa apresiasi terhadap pandangan Islam tentang tatanan alam akan "membantu kita di Barat untuk memikirkan kembali, dan menjadi lebih baik, penatalayanan praktis kita."

Charles menguraikan pandangan-pandangan itu dalam pidato tahun 2010 di Oxford Centre for Islamic Studies, yang menjadi pelindungnya sejak 1993.

"Dari apa yang saya ketahui tentang ajaran dan komentar inti [Islam], prinsip penting yang harus kita ingat adalah bahwa ada batasan pada kelimpahan alam,” katanya.



“Ini bukan batasan yang sewenang-wenang, itu adalah batasan yang ditentukan oleh Tuhan dan, dengan demikian, jika pemahaman saya tentang Al-Qur'an benar, umat Islam diperintahkan untuk tidak melanggarnya.”

Dia kemudian menggambarkan Islam memiliki “salah satu harta karun terbesar dari akumulasi kebijaksanaan dan pengetahuan spiritual yang tersedia bagi umat manusia” – sebuah tradisi yang katanya dikaburkan oleh dorongan menuju “materialisme barat”.

“Kebenaran yang tidak menyenangkan adalah bahwa kita berbagi planet ini dengan ciptaan lainnya untuk alasan yang sangat bagus - yaitu, kita tidak dapat hidup sendiri tanpa jaringan kehidupan yang sangat seimbang di sekitar kita."

“Islam selalu mengajarkan ini dan mengabaikan pelajaran itu berarti melanggar kontrak kita dengan Penciptaan.”

Dia melanjutkan dengan menyebutkan contoh perencanaan kota Islam selama berabad-abad, termasuk sistem irigasi di Spanyol 1.200 tahun yang lalu, sebagai contoh bagaimana “ajaran kenabian” mempertahankan perencanaan sumber daya jangka panjang demi “ekonomi jangka pendek”.

Memang, taman Charles III di rumahnya di Gloucestershire terinspirasi oleh tradisi Islam dan tumbuhan yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1510 seconds (0.1#10.140)