Ritual Aneh, Pria HIV Dibayar untuk Renggut Perawan Gadis

Jum'at, 22 Juli 2016 - 09:20 WIB
Ritual Aneh, Pria HIV Dibayar untuk Renggut Perawan Gadis
Ritual Aneh, Pria HIV Dibayar untuk Renggut Perawan Gadis
A A A
NSJANE - Seorang pria terinfeksi HIV di Malawi yang dijuluki sebagai “Hyena” dibayar 3 poundsterling atau sekitar Rp52 ribu untuk merenggut keperawanan gadis 12 tahun. Anehnya, tindakan asusila itu sebagai bagian dari upacara tradisional.

Pria itu bernama asli Eric Aniva, tinggal di Distrik Nsanje, di wilayah selatan yang terpencil di Malawi. Upacara tradisional “pembersihan” yang dia jalani itu mewajibkan seorang lelaki yang lebih tua berhubungan seksual dengan anak-anak.

Nama Hyena merupakan julukan yang disematkan kepada para pria yang menjalani upacara tradisional tersebut. Anak gadis yang dipaksa ikut upacara aneh itu harus mencapai pubertas.

Tak hanya itu, ritual “pembersihan” yang melibatkan Aniva juga termasuk melakukan hubungan badan dengan istri seorang pria yang meninggal sebelum istri itu bisa menguburnya. Wanita yang melakukan aborsi juga bakal menjalani hal serupa.

Jika gadis-gadis remaja di wilayah itu menolak, ada keyakinan penyakit atau musibah bisa menimpa keluarga atau desa mereka. Meski diklaim sebagai ritual "pembersihan", tetapi upacara itu bisa menyebarkan penyakit.

Aniva mengatakan bahwa dia tidak menginformasikan orang tua gadis itu bahwa dia memiliki penyakit menular seksual.

“Sebagian dari mereka yang gadis-gasis telah tidur dengan saya, gadis yang bersekolah. Beberapa gadis hanya berusia 12 atau 13 tahun, tapi saya lebih memilih mereka yang lebih tua,” kata Aniva kepada BBC, kemarin (21/7/20160.

”Semua gadis-gadis ini menemukan kesenangan memiliki saya sebagai ‘hyena’ mereka. Mereka benar-benar bangga dan memberitahu orang lain bahwa orang ini adalah pria sejati, dia tahu bagaimana untuk menyenangkan seorang wanita,” lanjut Aniva.

Aniva mengaku dia adalah salah satu dari 10 "hyena" yang menjalani ritual di masyarakat. Dia juga mengaku dibayar 3 sampai 5 poundsterling oleh penduduk setempat untuk melakukan ritual.

Para gadis yang jadi korban ritual itu mengaku tak berdaya. ”Tak ada lagi yang bisa saya lakukan. Saya harus melakukannya demi orang tua saya," kata seorang gadis, yang dikenal sebagai Maria. ”Kalau saya menolak, anggota keluarga saya bisa diserang penyakit—bahkan mengalami kematian—jadi saya takut.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3908 seconds (0.1#10.140)