Ketegangan Memanas, Kedubes China di AS Diancam Dibom
loading...
A
A
A
BEIJING - Kedutaan Besar (Kedubes) China di Washington, DC, Amerika Serikat (AS) mendapat ancaman bom dan kematian. Beijing menyalahkan pemerintah Amerika terkait ancaman dari pihak tak dikenal tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengungkapkan ancaman mengerikan itu dalam sebuah tweet pada hari Rabu. Pengungkapan ancaman ini disampaikan setelah pemerintah Amerika memerintahkan Konsulat Jenderal China di Houston ditutup dalam tempo 72 jam.
Penutupan konsulat dan ancaman terhadap kedutaan itu semakin memanaskan ketegangan kedua negara. "Perintah AS agar konsulat China di Houston, Texas, ditutup mewakili peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal penindasan politik terhadap China," kata Hua Chunying dalam tweet-nya. (Baca juga: China Bakar Dokumen di Konsulatnya yang Ditutup Paksa oleh AS )
"Kedutaan di Washington telah menerima ancaman bom dan kematian sebagai hasil dari noda dan kebencian yang dikipasi oleh pemerintah AS," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Kamis (23/7/2020).
"Infiltrasi dan campur tangan tidak pernah ada dalam gen dan tradisi kebijakan luar negeri China," kata Hua Chunying. "Para diplomat China mempromosikan saling pengertian dan persahabatan, kedutaan AS di China secara terbuka menyerang sistem politik China."
Dalam tweet terpisah, diplomat Beijing ini mendesak Washington membatalkan perintah penutupan Konsulat Jenderal China di Houston. "Jika AS tidak mencabut keputusannya yang keliru untuk menutup pintu konsulat, China pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas," katanya.
Pada hari Selasa, Washington memberi Beijing waktu 72 jam untuk menutup Konsulat Jenderal-nya di Houston.
Berita tentang penutupan paksa kantor diplomatik ini bocor ke publik ketika brigade pemadam kebakaran setempat menanggapi laporan tentang kebakaran besar di halaman konsulat, ketika para diplomat menghancurkan dokumentasi dan bahan-bahan yang berpotensi sensitif.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan langkah terhadap Konsulat Jenderal China dilakukan untuk memastikan perlindungan kekayaan intelektual Amerika dan data pribadi warga negara AS.
Sementara Beijing belum secara resmi mengomentari kemungkinan tindakan pembalasan. Menurut laporan Reuters, Kementerian Luar Negeri China sedang mempertimbangkan untuk menutup Konsulat Jenderal AS di Wuhan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengungkapkan ancaman mengerikan itu dalam sebuah tweet pada hari Rabu. Pengungkapan ancaman ini disampaikan setelah pemerintah Amerika memerintahkan Konsulat Jenderal China di Houston ditutup dalam tempo 72 jam.
Penutupan konsulat dan ancaman terhadap kedutaan itu semakin memanaskan ketegangan kedua negara. "Perintah AS agar konsulat China di Houston, Texas, ditutup mewakili peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal penindasan politik terhadap China," kata Hua Chunying dalam tweet-nya. (Baca juga: China Bakar Dokumen di Konsulatnya yang Ditutup Paksa oleh AS )
"Kedutaan di Washington telah menerima ancaman bom dan kematian sebagai hasil dari noda dan kebencian yang dikipasi oleh pemerintah AS," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Kamis (23/7/2020).
"Infiltrasi dan campur tangan tidak pernah ada dalam gen dan tradisi kebijakan luar negeri China," kata Hua Chunying. "Para diplomat China mempromosikan saling pengertian dan persahabatan, kedutaan AS di China secara terbuka menyerang sistem politik China."
Dalam tweet terpisah, diplomat Beijing ini mendesak Washington membatalkan perintah penutupan Konsulat Jenderal China di Houston. "Jika AS tidak mencabut keputusannya yang keliru untuk menutup pintu konsulat, China pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas," katanya.
Pada hari Selasa, Washington memberi Beijing waktu 72 jam untuk menutup Konsulat Jenderal-nya di Houston.
Berita tentang penutupan paksa kantor diplomatik ini bocor ke publik ketika brigade pemadam kebakaran setempat menanggapi laporan tentang kebakaran besar di halaman konsulat, ketika para diplomat menghancurkan dokumentasi dan bahan-bahan yang berpotensi sensitif.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan langkah terhadap Konsulat Jenderal China dilakukan untuk memastikan perlindungan kekayaan intelektual Amerika dan data pribadi warga negara AS.
Sementara Beijing belum secara resmi mengomentari kemungkinan tindakan pembalasan. Menurut laporan Reuters, Kementerian Luar Negeri China sedang mempertimbangkan untuk menutup Konsulat Jenderal AS di Wuhan.
(min)