Pasukan Perdamaian PBB Dituduh Paksa Gadis Bercinta dengan Anjing

Jum'at, 01 April 2016 - 09:55 WIB
Pasukan Perdamaian PBB Dituduh Paksa Gadis Bercinta dengan Anjing
Pasukan Perdamaian PBB Dituduh Paksa Gadis Bercinta dengan Anjing
A A A
BANGUI - Pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas di Republik Afrika Tengah (CAR) dituduh melakukan pelecehan seksual secara menjijikkan. Pasukan itu dituduh memaksa gadis CAR behubungan badan dengan anjing.

Tuduhan itu merupakan salah satu dari bocoran laporan PBB yang menyebut lebih dari 100 perempuan dan anak gadis di CAR mengalami pelecehan seksual.

Tuduhan itu muncul dari AIDS-free World, kelompok advokasi yang tahun lalu membocorkan laporan PBB. Kelompok advokasi itu meluncurkan Code Blue Campaign untuk mengakhiri impunitas bagi pelaku eksploitasi dan pelecehan seksual oleh personel penjaga perdamaian PBB.


Pada tanggal 30 Maret 2016, Code Blue Campaign mengungkapkan informasi perihal perilaku memalukan pasukan penjaga perdamaian PBB di CAR. Dugaan praktik asusila itu semula terendus dari aduan yang dikumpulkan oleh Kantor HAM Minusca (Multi-dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) yang melakukan kunjugan pada 26 Maret 2016.

Dalam kunjungan itu, mereka menerima aduan dari tiga korban dan seorang gadis (korban keempat).”Yang diikat dan pakaiannya dilepas di dalam kamp dengan seorang komandan militer dari pasukan Sangaris dan dipaksa berhubungan seks dengan anjing,” demikian laporan Code Blue Campaign, seperti dikutip IB Times, Jumat (1/4/2016).


Setiap gadis itu kemudian diberi 5 ribu Francs Afrika Tengah (sekitar 6 poundsterling). Dari empat gadis itu, tiga di antaranya menjalani pengobatan akibat pelecehan. Sedangkan gadis korban keempat meninggal dunia karena penyakit yang tidak diketahui.


Menurut kelompok adovokasi itu, sebanyak 98 anak perempuan, yang diwawancarai oleh Unicef dua pekan lalu mengklaim bahwa mereka telah mengalami pelecehan seksual oleh pasukan penjaga perdamaian internasional. Namun, asal kebangsaan yang diduga sebagai pelaku pelecehan tidak diketahui.


Pada 26 Maret, Deputi Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB dan seorang delegasi dari Minusca diberitahu oleh pemimpin lokal dan korban bahwa pasukan dari Prancis dan Gabon telah melakukan pelecehan seksual beberapa gadis di provinsi mereka. Para pemimpin lokal menambahkan beberapa korban dipaksa untuk meninggalkan daerah itu karena stigmatisasi oleh masyarakat lokal.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4034 seconds (0.1#10.140)