Turki Tegaskan Punya Banyak Teman di NATO, Tak Hanya Bergantung AS
loading...
A
A
A
ANKARA - Anggota Dewan Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Kepresidenan Turki Cagri Erhan menegaskan negaranya memiliki banyak teman di dalam NATO dan tidak hanya bergantung pada Amerika Serikat (AS).
Pernyataan Erhan diungkapkan kepada Sputnik dalam wawancara.
“Ada ratusan masalah yang ditangani birokrasi dan lembaga NATO. Jadi, AS bukan satu-satunya sekutu Turki di NATO. Kami memiliki banyak mekanisme yang sedang berjalan dan berfungsi di dalam NATO dengan anggota lain dan sekutu lainnya,” ujar Erhan.
Pejabat itu mencatat Ankara bekerja sama dengan semua anggota NATO dalam beberapa kapasitas, termasuk dengan Washington.
Pada saat yang sama, ada masalah besar baru-baru ini yang memperumit hubungan Turki dengan AS.
“Terutama, aktivitas AS di Suriah adalah contoh nyata dari tindakan tidak bersahabat semacam ini terhadap Turki. Dan dukungannya terhadap Yunani di Laut Aegea dan Mediterania timur juga menimbulkan beberapa kekhawatiran di Ankara,” papar Erhan.
Sehubungan dengan Swedia dan Finlandia, yang aksesi ke NATO masih ditunda oleh Turki, pejabat Turki itu mengatakan langkah itu sangat sejalan dengan protokol NATO di mana pemungutan suara tidak dilakukan oleh mayoritas dan "salah satu anggota dapat memblokir semua proses."
Semua sekutu NATO kecuali Turki dan Hongaria telah menyetujui serta meratifikasi aksesi Finlandia dan Swedia, yang diterapkan segera setelah dimulainya permusuhan di Ukraina.
Turki menuduh Stockholm dan Helsinki mendukung "teroris", mengacu pada pendukung Partai Pekerja Kurdistan, yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris.
Setelah insiden pembakaran Alquran yang kontroversial di Swedia awal tahun ini, Turki bertanya kepada sekutu NATO apakah aplikasi Finlandia dapat disetujui secara terpisah.
Pernyataan Erhan diungkapkan kepada Sputnik dalam wawancara.
“Ada ratusan masalah yang ditangani birokrasi dan lembaga NATO. Jadi, AS bukan satu-satunya sekutu Turki di NATO. Kami memiliki banyak mekanisme yang sedang berjalan dan berfungsi di dalam NATO dengan anggota lain dan sekutu lainnya,” ujar Erhan.
Pejabat itu mencatat Ankara bekerja sama dengan semua anggota NATO dalam beberapa kapasitas, termasuk dengan Washington.
Pada saat yang sama, ada masalah besar baru-baru ini yang memperumit hubungan Turki dengan AS.
“Terutama, aktivitas AS di Suriah adalah contoh nyata dari tindakan tidak bersahabat semacam ini terhadap Turki. Dan dukungannya terhadap Yunani di Laut Aegea dan Mediterania timur juga menimbulkan beberapa kekhawatiran di Ankara,” papar Erhan.
Sehubungan dengan Swedia dan Finlandia, yang aksesi ke NATO masih ditunda oleh Turki, pejabat Turki itu mengatakan langkah itu sangat sejalan dengan protokol NATO di mana pemungutan suara tidak dilakukan oleh mayoritas dan "salah satu anggota dapat memblokir semua proses."
Semua sekutu NATO kecuali Turki dan Hongaria telah menyetujui serta meratifikasi aksesi Finlandia dan Swedia, yang diterapkan segera setelah dimulainya permusuhan di Ukraina.
Turki menuduh Stockholm dan Helsinki mendukung "teroris", mengacu pada pendukung Partai Pekerja Kurdistan, yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris.
Setelah insiden pembakaran Alquran yang kontroversial di Swedia awal tahun ini, Turki bertanya kepada sekutu NATO apakah aplikasi Finlandia dapat disetujui secara terpisah.
(sya)