Ukraina Klaim Lebih dari 8.000 Tentara Rusia Tewas

Sabtu, 14 Januari 2023 - 10:43 WIB
Ukraina klaim 8.000 tentara Rusia tewas. Foto/The Guardian
KIEV - Kementerian Pertahanan Ukraina mengklam lebih dari 8.000 tentara Rusia tewas hanya dari kurang dua minggu setelah tahun baru. Kabar ini muncul ditengah laporan bahwa Rusia berhasil menduduki kota Soledar.

Pada 13 Januari, 8.170 tentara Rusia telah tewas, sehingga jumlah total kerugian selama perang 11 bulan menjadi 114.930. Pada hari Jumat saja, Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan 740 kematian. Rata-rata, sekitar 628 tentara Rusia tewas per hari bulan ini.

Laporan terkait jumlah total tentara Rusia yang tewas ini datang bersamaan saat Moskow membanggakan kemenangan dalam pertempuran untuk Soledar, sebuah kota tambang garam Ukraina yang hanya berpenduduk 10.000 orang, dalam salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang tersebut.

"Kota Soledar, yang sangat penting untuk melanjutkan operasi ofensif yang sukses ke arah Donetsk, telah dibebaskan," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (14/1/2023).





Rusia mengatakan bahwa kontrol kota akan memungkinkan pasukannya untuk memblokir rute pasokan pasukan Ukraina di Artyomovsk barat daya, dan memuji serangan tembakan terus-menerus yang diluncurkan ke musuh oleh Serangan Darat dan Penerbang Angkatan Darat, Pasukan Rudal dan Artileri dari Kelompok Pasukan Rusia untuk kemenangan.

Militer Ukraina dengan cepat menolak klaim tersebut dan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya "melindungi negara", meskipun Rusia telah memusatkan pasukannya di Soledar.

Nilai strategis Soledar telah diperdebatkan oleh analis militer karena ukuran kota yang relatif kecil. Lembaga pemikir yang berbasis di Washington, Institute for the Study of War (ISW), Kamis mengatakan bahwa operasi informasi Rusia telah melebih-lebihkan pentingnya Soledar.

Dalam penilaiannya, ISW mengatakan perebutan kota itu tidak akan memungkinkan pasukan Rusia untuk melakukan kontrol atas jalur komunikasi darat Ukraina (GLOC) yang kritis ke Bakhmut atau memposisikan pasukan Rusia dengan lebih baik untuk mengepung kota dalam jangka pendek.



Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menegaskan evaluasi tersebut.

"Bahkan jika Bakhmut dan Soledar jatuh ke tangan Rusia, itu tidak akan membuat ... itu tidak akan memiliki dampak strategis pada perang itu sendiri," ujarnya.

Pada hari Kamis, gubernur daerah Soledar dan kepala militer lokal Ukraina, Pavlo Kyrylenko, mengatakan bahwa hampir 559 warga sipil, termasuk lebih dari selusin anak, terjebak di kota tersebut dan tidak dapat dipindahkan saat pertempuran berlangsung.

"Warga sipil mencoba untuk bertahan hidup di tengah pertumpahan darah saat Rusia menekan serangan mereka," kata Kyrylenko dalam pidatonya di televisi.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More