NATO-UE Teken Deklarasi Keamanan Bersama di Tengah Perang Rusia-Ukraina
Selasa, 10 Januari 2023 - 23:35 WIB
BRUSSELS - NATO dan Uni Eropa (UE) menandatangani deklarasi kerja sama keamanan bersama – yang pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu – yang menyoroti pentingnya aliansi trans-Atlantik yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Berbicara pada konferensi pers bersama Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan mereka bertekad untuk membawa kemitraan antara NATO dan Uni Eropa ke tingkat yang lebih tinggi.
Stoltenberg menekankan pentingnya lingkungan keamanan yang berubah di Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina. Dia mengatakan kemitraan antara NATO dan Uni Eropa akan menjadi lebih penting setelah Finlandia dan Swedia menjadi negara anggota penuh NATO.
“Dengan aksesi mereka, NATO akan melindungi 96% warga di Uni Eropa dan bagian yang lebih tinggi dari wilayahnya daripada sebelumnya,” kata Stoltenberg kepada wartawan di markas besar NATO di Brussels seperti dikutip dari The Washington Times, Selasa (10/1/2023).
Bahkan ketika beberapa pemimpin Eropa terus meminta penekanan pada dukungan militer AS, deklarasi bersama tersebut menyatakan bahwa NATO tetap menjadi fondasi pertahanan kolektif untuk sekutunya dan penting untuk keamanan Euro-Atlantik.
“Deklarasi kami memperjelas bahwa NATO tetap menjadi fondasi pertahanan kolektif kami dan tetap penting untuk keamanan Euro-Atlantik. Itu juga mengakui nilai pertahanan Eropa yang lebih mampu yang berkontribusi positif bagi keamanan kami dan saling melengkapi serta dapat dioperasikan dengan NATO,” kata Stoltenberg, setuju jika embrio kemampuan pertahanan UE harus melengkapi NATO, seperti dilansir dari Euronews.
Hal ini pun diamini oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
“Ancaman dan tantangan Rusia adalah yang paling langsung, tetapi itu bukan satu-satunya. Kami juga menyaksikan China semakin berusaha membentuk kembali tatanan internasional untuk keuntungannya. Jadi kita harus memperkuat ketahanan kita sendiri. Dan dengan deklarasi bersama baru ini, kita juga membawa kemitraan kita ke tingkat selanjutnya," ujarnya.
Menurut deklarasi tersebut negara-negara Eropa harus membelanjakan lebih banyak dan membangun tentara yang lebih kuat, tetapi upaya mereka harus melengkapi strategi NATO, daripada bersaing dengannya.
Ini sejatinya adalah deklarasi ketiga yang memperdalam kerja sama keamanan dan pertahanan di Eropa. Deklarasi itu didasarkan pada perjanjian serupa pada 2016 dan 2018 dalam konteks perang agresi Rusia di Ukraina.
Uni Eropa dan NATO memiliki 21 anggota yang memiliki nilai-nilai yang sama dan memainkan peran yang saling melengkapi serta memperkuat dalam mendukung perdamaian dan keamanan internasional.
Peningkatan kerja sama antara kedua organisasi ini telah memberikan dorongan baru sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Berbicara pada konferensi pers bersama Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan mereka bertekad untuk membawa kemitraan antara NATO dan Uni Eropa ke tingkat yang lebih tinggi.
Stoltenberg menekankan pentingnya lingkungan keamanan yang berubah di Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina. Dia mengatakan kemitraan antara NATO dan Uni Eropa akan menjadi lebih penting setelah Finlandia dan Swedia menjadi negara anggota penuh NATO.
“Dengan aksesi mereka, NATO akan melindungi 96% warga di Uni Eropa dan bagian yang lebih tinggi dari wilayahnya daripada sebelumnya,” kata Stoltenberg kepada wartawan di markas besar NATO di Brussels seperti dikutip dari The Washington Times, Selasa (10/1/2023).
Baca Juga
Bahkan ketika beberapa pemimpin Eropa terus meminta penekanan pada dukungan militer AS, deklarasi bersama tersebut menyatakan bahwa NATO tetap menjadi fondasi pertahanan kolektif untuk sekutunya dan penting untuk keamanan Euro-Atlantik.
“Deklarasi kami memperjelas bahwa NATO tetap menjadi fondasi pertahanan kolektif kami dan tetap penting untuk keamanan Euro-Atlantik. Itu juga mengakui nilai pertahanan Eropa yang lebih mampu yang berkontribusi positif bagi keamanan kami dan saling melengkapi serta dapat dioperasikan dengan NATO,” kata Stoltenberg, setuju jika embrio kemampuan pertahanan UE harus melengkapi NATO, seperti dilansir dari Euronews.
Hal ini pun diamini oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
“Ancaman dan tantangan Rusia adalah yang paling langsung, tetapi itu bukan satu-satunya. Kami juga menyaksikan China semakin berusaha membentuk kembali tatanan internasional untuk keuntungannya. Jadi kita harus memperkuat ketahanan kita sendiri. Dan dengan deklarasi bersama baru ini, kita juga membawa kemitraan kita ke tingkat selanjutnya," ujarnya.
Menurut deklarasi tersebut negara-negara Eropa harus membelanjakan lebih banyak dan membangun tentara yang lebih kuat, tetapi upaya mereka harus melengkapi strategi NATO, daripada bersaing dengannya.
Ini sejatinya adalah deklarasi ketiga yang memperdalam kerja sama keamanan dan pertahanan di Eropa. Deklarasi itu didasarkan pada perjanjian serupa pada 2016 dan 2018 dalam konteks perang agresi Rusia di Ukraina.
Uni Eropa dan NATO memiliki 21 anggota yang memiliki nilai-nilai yang sama dan memainkan peran yang saling melengkapi serta memperkuat dalam mendukung perdamaian dan keamanan internasional.
Peningkatan kerja sama antara kedua organisasi ini telah memberikan dorongan baru sejak invasi Rusia ke Ukraina.
(ian)
tulis komentar anda