Rusia Ancam Yunani Jika Kirim Pertahanan Udara S-300 ke Ukraina
Selasa, 20 Desember 2022 - 09:15 WIB
MOSKOW - Rusia akan menganggap rencana Yunani memberi Ukraina sistem pertahanan udara S-300 yang sebelumnya diperoleh dari Moskow sebagai "tindakan bermusuhan secara terbuka."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova menegaskan hal itu pada Minggu (18/12/2022).
Yunani telah mempertimbangkan mengirim senjata era Soviet ke Kiev jika Amerika Serikat (AS) setuju menggantinya dengan sistem Patriot MIM-104.
“Itu akan menjadi pelanggaran berat terhadap…Rusia-Yunani…perjanjian tentang kerja sama militer dan teknis,” ujar Zakharova.
Dia menambahkan, perjanjian tahun 1995 dan 2013 yang ditandatangani Moskow dan Athena di bidang ini “secara eksplisit melarang Yunani mengekspor kembali peralatan militer yang dipasok oleh Rusia tanpa persetujuan Moskow.”
“Menginjak-injak komitmennya sesuai perjanjian pasti memiliki konsekuensi,” papar juru bicara Kemlu Rusia memperingatkan.
“Langkah seperti itu juga akan bertentangan dengan posisi sebagian besar orang Yunani,” ungkap dia, menambahkan bahwa survei menyebut 70% orang Yunani menentang "memompa Ukraina dengan senjata."
Meskipun Zakharova tidak mengutip sumbernya, survei yang dilakukan badan penyiar Yunani Mega TV pada Maret menunjukkan sekitar dua pertiga orang Yunani menentang pengiriman peralatan militer ke Kiev.
Athena sedang mempertimbangkan mengirimkan sistem rudal pertahanan udara S-300 jarak jauh ke Ukraina yang ditempatkan di pulau Kreta.
Pada Minggu, Menteri Pertahanan Yunani Nikolaos Panagiotopoulos mengatakan langkah seperti itu akan dimungkinkan segera setelah AS menggantinya dengan Patriot.
“Jika Amerika Serikat memasang sistem Patriot di pulau itu dan setelah diintegrasikan terhubung ke sistem pertahanan udara nasional, maka S-300 dapat disingkirkan,” ungkap Panagiotopoulos pada pertemuan Kementerian Pertahanan Yunani.
Pernyataan baru-baru ini dari Yunani menunjukkan perubahan posisi negara sejak Juni. Pada saat itu, Panagiotopoulos menyatakan Athena “tidak akan mengirim sistem senjata S-300” ke Ukraina karena Athena membutuhkannya di dalam negeri.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa pengiriman senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik.
Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat secara de facto telah mengubah Ukraina menjadi "koloni" dan menggunakan Ukraina "sebagai umpan meriam" dan pendobrak melawan Rusia sambil memasok senjata ke Kiev.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova menegaskan hal itu pada Minggu (18/12/2022).
Yunani telah mempertimbangkan mengirim senjata era Soviet ke Kiev jika Amerika Serikat (AS) setuju menggantinya dengan sistem Patriot MIM-104.
“Itu akan menjadi pelanggaran berat terhadap…Rusia-Yunani…perjanjian tentang kerja sama militer dan teknis,” ujar Zakharova.
Dia menambahkan, perjanjian tahun 1995 dan 2013 yang ditandatangani Moskow dan Athena di bidang ini “secara eksplisit melarang Yunani mengekspor kembali peralatan militer yang dipasok oleh Rusia tanpa persetujuan Moskow.”
“Menginjak-injak komitmennya sesuai perjanjian pasti memiliki konsekuensi,” papar juru bicara Kemlu Rusia memperingatkan.
“Langkah seperti itu juga akan bertentangan dengan posisi sebagian besar orang Yunani,” ungkap dia, menambahkan bahwa survei menyebut 70% orang Yunani menentang "memompa Ukraina dengan senjata."
Meskipun Zakharova tidak mengutip sumbernya, survei yang dilakukan badan penyiar Yunani Mega TV pada Maret menunjukkan sekitar dua pertiga orang Yunani menentang pengiriman peralatan militer ke Kiev.
Athena sedang mempertimbangkan mengirimkan sistem rudal pertahanan udara S-300 jarak jauh ke Ukraina yang ditempatkan di pulau Kreta.
Pada Minggu, Menteri Pertahanan Yunani Nikolaos Panagiotopoulos mengatakan langkah seperti itu akan dimungkinkan segera setelah AS menggantinya dengan Patriot.
“Jika Amerika Serikat memasang sistem Patriot di pulau itu dan setelah diintegrasikan terhubung ke sistem pertahanan udara nasional, maka S-300 dapat disingkirkan,” ungkap Panagiotopoulos pada pertemuan Kementerian Pertahanan Yunani.
Pernyataan baru-baru ini dari Yunani menunjukkan perubahan posisi negara sejak Juni. Pada saat itu, Panagiotopoulos menyatakan Athena “tidak akan mengirim sistem senjata S-300” ke Ukraina karena Athena membutuhkannya di dalam negeri.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa pengiriman senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik.
Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat secara de facto telah mengubah Ukraina menjadi "koloni" dan menggunakan Ukraina "sebagai umpan meriam" dan pendobrak melawan Rusia sambil memasok senjata ke Kiev.
(sya)
tulis komentar anda