Memanas, Ulama Sunni Diculik dan Dibunuh di Iran Tenggara
Sabtu, 10 Desember 2022 - 00:45 WIB
TEHERAN - Seorang ulama Sunni di provinsi tenggara Iran, Sistan-Baluchestan, diculik dan dibunuh. Kabar tersebut diungkap pihak berwenang Iran pada Jumat (9/12/2022).
Ini merupakan insiden mematikan terbaru di wilayah yang diguncang kerusuhan.
Provinsi itu, salah satu yang termiskin di Iran, adalah rumah bagi etnis minoritas Baluch dan sering menjadi tempat kekerasan yang mematikan.
Wilayah itu sudah memanas bahkan sebelum protes nasional meletus pada September atas kematian dalam tahanan seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, Mahsa Amini.
"Mowlavi Abdulvahid Rigi... diculik pada Kamis oleh penyerang tak dikenal dan meninggal sebagai martir di kota Khash,” ungkap pernyataan dewan keamanan provinsi.
Dewan menambahkan, "Investigasi telah dibuka atas pembunuhan itu.”
Republik Islam telah dicengkeram demonstrasi sejak kematian Amini pada 16 September.
Amini tewas setelah penangkapannya oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat untuk wanita.
Badan keamanan tertinggi Iran, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, mengatakan pada 3 Desember bahwa lebih dari 200 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.
Organisasi non-pemerintah Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo mengatakan pada Rabu bahwa pasukan keamanan Iran telah menewaskan 458 orang, termasuk 128 orang di Sistan-Baluchestan.
Minoritas Baluchi di provinsi itu, yang menganut Islam Sunni, daripada cabang Syiah yang dominan di Iran, telah lama mengeluhkan diskriminasi.
Ini merupakan insiden mematikan terbaru di wilayah yang diguncang kerusuhan.
Provinsi itu, salah satu yang termiskin di Iran, adalah rumah bagi etnis minoritas Baluch dan sering menjadi tempat kekerasan yang mematikan.
Wilayah itu sudah memanas bahkan sebelum protes nasional meletus pada September atas kematian dalam tahanan seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun, Mahsa Amini.
"Mowlavi Abdulvahid Rigi... diculik pada Kamis oleh penyerang tak dikenal dan meninggal sebagai martir di kota Khash,” ungkap pernyataan dewan keamanan provinsi.
Dewan menambahkan, "Investigasi telah dibuka atas pembunuhan itu.”
Republik Islam telah dicengkeram demonstrasi sejak kematian Amini pada 16 September.
Amini tewas setelah penangkapannya oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat untuk wanita.
Badan keamanan tertinggi Iran, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, mengatakan pada 3 Desember bahwa lebih dari 200 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.
Organisasi non-pemerintah Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo mengatakan pada Rabu bahwa pasukan keamanan Iran telah menewaskan 458 orang, termasuk 128 orang di Sistan-Baluchestan.
Minoritas Baluchi di provinsi itu, yang menganut Islam Sunni, daripada cabang Syiah yang dominan di Iran, telah lama mengeluhkan diskriminasi.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda