TV Pemerintah Rusia: Latihan Nuklir Adalah Latihan untuk Menyerang AS
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 00:15 WIB
MOSKOW - Setelah Presiden Vladimir Putin mengawasi latihan nuklir Moskow pada hari Rabu, stasiun televisi (TV) pemerintah Rusia menggambarkannya sebagai persiapan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS) .
Dalam sebuah video siaran televisi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dibagikan di Twitter pada hari Kamis oleh jurnalis Julia Davis dari The Daily Beast, presenter televisi Rusia Olga Skabeyeva mengatakan bahwa Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia telah mengumumkan bahwa semua rudal yang diluncurkan selama latihan telah menemukan target mereka.
Acara televisi itu kemudian menayangkan rekaman yang menunjukkan latihan nuklir yang sedang berlangsung.
"Sangat penting bahwa kami telah menunjukkan siapa musuh utama kami dan apa yang menantinya," kata Igor Korotchenko, yang diidentifikasi sebagai pakar militer, setelah video itu berakhir. "Sinyal sudah terkirim."
"Beri saya satu detik, kita terus menghindari ungkapan langsung. Hari ini, kita berlatih menghancurkan Amerika Serikat dan dulu Inggris Raya, kan?" tanya Skabeeva.
"Benar sekali," jawab Korotchenko, yang dilansir Newsweek, Jumat (28/10/2022).
Pertukaran komentar itu menggarisbawahi ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Barat atas potensi eskalasi perang di Ukraina menjadi perang nuklir.
Meskipun kekhawatiran bahwa Putin dapat menggunakan senjata nuklir telah beredar sejak dimulainya perang pada akhir Februari, ketakutan meningkat ketika dia mengatakan dalam sebuah pidato bulan lalu bahwa dia bersedia untuk menanggapi apa yang dia duga sebagai "pemerasan nuklir" dari Barat dengan menggunakan senjata nuklir negaranya.
Selain itu, setelah Rusia baru-baru ini menuduh Ukraina berencana untuk menyebarkan "bom kotor" di wilayahnya sendiri dan kemudian menyalahkan Rusia, para pemimpin Barat menolak klaim tersebut dan memperingatkan bahwa rezim Putin mungkin berusaha menggunakan tuduhan ini sebagai dalih untuk meningkatkan eskalasi.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, seperti dikutip AP, mengatakan kepada Putin bahwa latihan pada hari Rabu dimaksudkan untuk mensimulasikan serangan nuklir besar-besaran yang akan bertindak sebagai pembalasan atas serangan teoretis terhadap Rusia.
Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan tersebut melibatkan komponen darat, laut dan udara, termasuk latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah.
Pesawat jarak jauh Tupolev Tu-95MS melakukan peluncuran rudal jelajah berbasis udara sebagai bagian dari latihan.
Menurut Kremlin, sebuah rudal balistik antarbenua Yars yang berkemampuan nuklir dan rudal balistik Sineva juga dikerahkan.
“Acara tersebut diadakan dalam rangka menguji tingkat kesiapan eselon komando dan kontrol militer serta keterampilan personel senior dan operasional dalam menyelenggarakan komando dan kontrol pasukan,” bunyi pernyataan Kremlin.
"Tugas-tugas yang ditetapkan selama latihan Pasukan Penangkal Strategis dilakukan secara penuh. Semua rudal mencapai target mereka, mengonfirmasi karakteristik yang dinilai.”
Rusia sebelumnya telah memberitahu AS tentang latihan tersebut. Administrasi Biden juga mengonfirmasi hal itu.
Dalam sebuah video siaran televisi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dibagikan di Twitter pada hari Kamis oleh jurnalis Julia Davis dari The Daily Beast, presenter televisi Rusia Olga Skabeyeva mengatakan bahwa Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia telah mengumumkan bahwa semua rudal yang diluncurkan selama latihan telah menemukan target mereka.
Acara televisi itu kemudian menayangkan rekaman yang menunjukkan latihan nuklir yang sedang berlangsung.
"Sangat penting bahwa kami telah menunjukkan siapa musuh utama kami dan apa yang menantinya," kata Igor Korotchenko, yang diidentifikasi sebagai pakar militer, setelah video itu berakhir. "Sinyal sudah terkirim."
Baca Juga
"Beri saya satu detik, kita terus menghindari ungkapan langsung. Hari ini, kita berlatih menghancurkan Amerika Serikat dan dulu Inggris Raya, kan?" tanya Skabeeva.
"Benar sekali," jawab Korotchenko, yang dilansir Newsweek, Jumat (28/10/2022).
Pertukaran komentar itu menggarisbawahi ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Barat atas potensi eskalasi perang di Ukraina menjadi perang nuklir.
Meskipun kekhawatiran bahwa Putin dapat menggunakan senjata nuklir telah beredar sejak dimulainya perang pada akhir Februari, ketakutan meningkat ketika dia mengatakan dalam sebuah pidato bulan lalu bahwa dia bersedia untuk menanggapi apa yang dia duga sebagai "pemerasan nuklir" dari Barat dengan menggunakan senjata nuklir negaranya.
Selain itu, setelah Rusia baru-baru ini menuduh Ukraina berencana untuk menyebarkan "bom kotor" di wilayahnya sendiri dan kemudian menyalahkan Rusia, para pemimpin Barat menolak klaim tersebut dan memperingatkan bahwa rezim Putin mungkin berusaha menggunakan tuduhan ini sebagai dalih untuk meningkatkan eskalasi.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, seperti dikutip AP, mengatakan kepada Putin bahwa latihan pada hari Rabu dimaksudkan untuk mensimulasikan serangan nuklir besar-besaran yang akan bertindak sebagai pembalasan atas serangan teoretis terhadap Rusia.
Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan tersebut melibatkan komponen darat, laut dan udara, termasuk latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah.
Pesawat jarak jauh Tupolev Tu-95MS melakukan peluncuran rudal jelajah berbasis udara sebagai bagian dari latihan.
Menurut Kremlin, sebuah rudal balistik antarbenua Yars yang berkemampuan nuklir dan rudal balistik Sineva juga dikerahkan.
“Acara tersebut diadakan dalam rangka menguji tingkat kesiapan eselon komando dan kontrol militer serta keterampilan personel senior dan operasional dalam menyelenggarakan komando dan kontrol pasukan,” bunyi pernyataan Kremlin.
"Tugas-tugas yang ditetapkan selama latihan Pasukan Penangkal Strategis dilakukan secara penuh. Semua rudal mencapai target mereka, mengonfirmasi karakteristik yang dinilai.”
Rusia sebelumnya telah memberitahu AS tentang latihan tersebut. Administrasi Biden juga mengonfirmasi hal itu.
(mas)
tulis komentar anda