Ukraina Minta Perhatian Dunia usai Kiev Dibombardir Rusia

Selasa, 11 Oktober 2022 - 15:13 WIB
Ledakan terjadi akibat serangan rudal Rusia di Kiev, Ukraina, 10 Oktober 2022. Foto/REUTERS
KIEV - Pemerintah Ukraina berharap perhatian dunia agar lebih serius dalam memberikan dukungan moral dan logistik nyata setelah Rusia kembali menghujani ibukota Kiev dengan serangan rudal.

Tercatat lebih dari 100 rudal dan drone kamikaze dikirimkan Moskow pada Senin 10 Oktober 2022, pagi hari waktu setempat menghujani masyarakat sipil di Ibukota Kyiv. Belasan infrastruktur rusak dan mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.

Duta Besar Republik Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamiain menuturkan sedikitnya 83 rudal Rusia ditembakkan ke wilayah Ukraina. Menurut dia, 43 rudal di antaranya berhasil ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara.



“Serangan udara di tiga distrik di wilayah Kiev ditujukan kepada infrastruktur sipil yang sifatnya kritis. Akibatnya korban sipil berjatuhan. Sebagian korban berada di bawah reruntuhan yang membutuhkan pertolongan sesegera mungkin,” tutu dia pada Senin (10/10).



Setelah terpukul di sejumlah besar front Timur dan Selatan, Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja mengubah taktik perang dan menggunakan teror sebagai senjata.

Puncak serangan rudal di Kiev terjadi ketika transportasi dan metro penuh sesak, orang-orang pergi bekerja.

Menurut Ukraina, serangan Rusia dilakukan dengan sengaja untuk menabur kepanikan dan kekacauan.



Selain itu, menurut Ukraina, tujuan kedua Putin adalah penghancuran infrastruktur sipil. Listrik, Internet, dan sebagian pasokan air terputus di kota yang mendapatkan serangan.

Peluncuran rudal dilakukan ke beberapa arah, Rusia mengandalkan kuantitas rudal dan drone kamikaze buatan rezim otoriter Iran sehingga menyulitkan pertahanan udara Ukraina menghalau serangan tersebut.

“Kejahatan yang dilakukan Rusia adalah bukti situasi putus asa Putin dan ketidakmampuan tentara Rusia untuk mengubah apa pun di garis depan yang menguntungkannya. Hal ini serupa yang dilakukan Rusia di Suriah,” ungkap Duta Besar Vasyl Hamiain.

Serangan secara sengaja terhadap infrastruktur sipil dilakukan hanya sehari setelah Putin menunjuk Jenderal Sergei Surovikin untuk memimpin serangan ke Ukraina.

Sergei Surovikin merupakan jenderal Angkatan Udara Rusia yang menembaki pengunjuk rasa pro-demokrasi pada 1990-an. Dia juga pernah dipenjara karena diduga menjual senjata.

Sergei Surovikin adalah seorang komandan veteran yang memimpin ekspedisi militer Rusia di Suriah pada tahun 2017, di mana dia dituduh menggunakan taktik "kontroversial" termasuk pengeboman membabi buta terhadap pejuang anti-pemerintah.

Menurut Ukraina, penunjukan Surovokin menujukkan kesukaan Putin terhadap deretan jenderal dengan prestasi buruk. Surovokin menggantikan Jenderal Alexander Dvornikov, yang dijuluki oleh beberapa orang sebagai “Penjagal Suriah”.

Penunjukan Jenderal Sergei Surovikin dilakukan menyusul pemecatan terhadap komandan dua dari lima wilayah militer Rusia yang dilaporkan awal pekan lalu.

Pemecatan itu dilakukan karena pasukan Rusia mengalami serangkaian kemunduran dramatis di timur laut dan selatan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More