Vladimir Putin Hargai Posisi Seimbang China di Krisis Ukraina
Jum'at, 16 September 2022 - 04:01 WIB
SAMARKAND - Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku memahami bahwa Presiden China Xi Jinping memiliki pertanyaan dan kekhawatiran tentang situasi di Ukraina . Namun, Putin tetap memuji pemimpin China itu atas apa yang dia katakan sebagai posisi "seimbang" dalam konflik tersebut.
Perang Rusia-Ukraina telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong ekonomi global ke kondisi yang belum dipetakan dengan melonjaknya harga makanan dan energi di tengah konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Perang Dingin.
Pada pertemuan tatap muka pertama mereka sejak perang, Xi mengatakan dia sangat senang bertemu "teman lama saya" lagi. Hal itu diungkapkan Xi, setelah Putin mengatakan upaya kasar Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan dunia unipolar akan gagal.
"Kami sangat menghargai posisi seimbang dari teman-teman China kami dalam hal krisis Ukraina," kata Putin kepada Xi, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami memahami pertanyaan dan kekhawatiran Anda tentang hal ini. Dalam pertemuan hari ini, kami tentu saja akan menjelaskan posisi kami," lanjutnya.
Terakhir kali Xi dan Putin bertemu langsung, hanya beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Kala itu, mereka mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" dan menandatangani janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.
Namun, Beijing terganggu oleh dampaknya terhadap ekonomi global dan telah berhati-hati untuk tidak memberikan dukungan material kepada Rusia yang dapat memicu sanksi Barat terhadap ekonomi China sendiri.
Kemitraan Xi-Putin dianggap sebagai salah satu perkembangan paling signifikan dalam geopolitik setelah kebangkitan spektakuler China sendiri selama 40 tahun terakhir.
"Dalam menghadapi perubahan di dunia, di zaman dan sejarah kita, China bersedia bekerja sama dengan Rusia untuk memainkan peran utama dalam menunjukkan tanggung jawab negara-negara besar, dan untuk menanamkan stabilitas dan energi positif ke dunia yang kacau," kata Xi kepada Putin.
Xi kini telah bertemu Putin secara langsung 39 kali sejak menjadi presiden China pada 2013. Perjalanan Xi ke Kazakhstan dan Uzbekistan adalah yang pertama di luar China sejak awal pandemi COVID-19
Meskipun Rusia dan China di masa lalu telah menjadi saingan dan telah berperang, Putin dan Xi berbagi pandangan tentang dunia yang melihat Barat sebagai dekaden dan menurun seperti halnya China menantang supremasi AS.
Putin pun secara eksplisit mendukung China atas Taiwan. "Kami bermaksud untuk secara tegas mematuhi prinsip 'Satu China'," kata Putin. "Kami mengutuk provokasi oleh Amerika Serikat dan satelit mereka di Selat Taiwan," lanjutnya.
Perang Rusia-Ukraina telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong ekonomi global ke kondisi yang belum dipetakan dengan melonjaknya harga makanan dan energi di tengah konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Perang Dingin.
Pada pertemuan tatap muka pertama mereka sejak perang, Xi mengatakan dia sangat senang bertemu "teman lama saya" lagi. Hal itu diungkapkan Xi, setelah Putin mengatakan upaya kasar Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan dunia unipolar akan gagal.
"Kami sangat menghargai posisi seimbang dari teman-teman China kami dalam hal krisis Ukraina," kata Putin kepada Xi, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami memahami pertanyaan dan kekhawatiran Anda tentang hal ini. Dalam pertemuan hari ini, kami tentu saja akan menjelaskan posisi kami," lanjutnya.
Terakhir kali Xi dan Putin bertemu langsung, hanya beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Kala itu, mereka mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" dan menandatangani janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.
Namun, Beijing terganggu oleh dampaknya terhadap ekonomi global dan telah berhati-hati untuk tidak memberikan dukungan material kepada Rusia yang dapat memicu sanksi Barat terhadap ekonomi China sendiri.
Kemitraan Xi-Putin dianggap sebagai salah satu perkembangan paling signifikan dalam geopolitik setelah kebangkitan spektakuler China sendiri selama 40 tahun terakhir.
"Dalam menghadapi perubahan di dunia, di zaman dan sejarah kita, China bersedia bekerja sama dengan Rusia untuk memainkan peran utama dalam menunjukkan tanggung jawab negara-negara besar, dan untuk menanamkan stabilitas dan energi positif ke dunia yang kacau," kata Xi kepada Putin.
Xi kini telah bertemu Putin secara langsung 39 kali sejak menjadi presiden China pada 2013. Perjalanan Xi ke Kazakhstan dan Uzbekistan adalah yang pertama di luar China sejak awal pandemi COVID-19
Baca Juga
Meskipun Rusia dan China di masa lalu telah menjadi saingan dan telah berperang, Putin dan Xi berbagi pandangan tentang dunia yang melihat Barat sebagai dekaden dan menurun seperti halnya China menantang supremasi AS.
Putin pun secara eksplisit mendukung China atas Taiwan. "Kami bermaksud untuk secara tegas mematuhi prinsip 'Satu China'," kata Putin. "Kami mengutuk provokasi oleh Amerika Serikat dan satelit mereka di Selat Taiwan," lanjutnya.
(esn)
tulis komentar anda