Rusia Rilis Video Pekerja Kedubes AS Mabuk, Berjalan Sempoyongan
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 20:00 WIB
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, dengan bercanda, menyarankan Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) memberi upah lebih banyak kepada stafnya yang bekerja di Moskow, untuk kondisi kerja mereka yang sulit.
Usulan itu disertai dengan video yang tampaknya menggambarkan seorang pegawai Kedutaan Besar (Kedubes) AS yang sedang mabuk yang berusaha datang ke kantornya di pagi hari.
Pada Kamis (25/8/2022), Kemlu Rusia merilis posting di saluran Telegramnya yang berbunyi, “Kami meminta Departemen Luar Negeri AS untuk menaikkan gaji karyawan kedutaan Amerika di Moskow untuk kondisi kerja yang tak tertahankan.”
Pesan itu selanjutnya menyatakan, “Melawan kami adalah kegiatan yang melelahkan.”
Mendampingi “nasihat” itu ada klip video berdurasi tiga menit, yang menampilkan rekaman CCTV yang tampaknya diambil pada pagi hari tanggal 10 Juli tahun ini di sekitar kedutaan AS di Moskow.
Video itu dimulai dengan keterangan yang berbunyi, “Seorang karyawan Kedutaan Besar AS di Moskow melawan Rezim… sekeras yang dia bisa.”
Klip itu kemudian menunjukkan seorang pria terhuyung-huyung di seberang jalan dan kemudian di sepanjang trotoar, dengan gaya berjalan yang menyerupai orang mabuk.
Pada satu titik, pria itu jatuh ke tanah, berjuang beberapa waktu untuk bangun lagi.
Pria itu kemudian terlihat memasuki halaman misi diplomatik, bagian belakang kemejanya tampak basah dan kotor setelah jatuh.
Video selanjutnya menunjukkan pria itu berusaha membuka pintu, meskipun tidak banyak berhasil.
Akhirnya seorang polisi datang untuk menyelamatkannya. Keduanya terlihat berbicara, lalu pria itu menunjukkan apa yang tampak seperti kartu identitas dan berjalan menjauh dari pintu.
Klip itu diakhiri dengan mengutip artikel Washington Post tertanggal 3 Desember 2021, yang mengatakan, “Kedutaan sangat kekurangan tenaga sehingga banyak staf harus mengambil pekerjaan tambahan. Duta Besar AS John Sullivan, misalnya, belajar bagaimana mencampur larutan untuk membersihkan toilet dan juga cara kerja penyikat lantai…”
Menurut media Rusia, pria dalam video tersebut adalah seorang penjaga kedutaan, Marinir AS Navarro Nicholas Stormy.
Pemerintah AS menuduh Moskow secara efektif melumpuhkan pekerjaan kedutaannya dengan mengusir sebagian besar stafnya.
Rusia, pada gilirannya, menegaskan pengusiran itu diperintahkan sebagai tanggapan terhadap Washington yang mengusir para diplomat Rusia.
Usulan itu disertai dengan video yang tampaknya menggambarkan seorang pegawai Kedutaan Besar (Kedubes) AS yang sedang mabuk yang berusaha datang ke kantornya di pagi hari.
Pada Kamis (25/8/2022), Kemlu Rusia merilis posting di saluran Telegramnya yang berbunyi, “Kami meminta Departemen Luar Negeri AS untuk menaikkan gaji karyawan kedutaan Amerika di Moskow untuk kondisi kerja yang tak tertahankan.”
Pesan itu selanjutnya menyatakan, “Melawan kami adalah kegiatan yang melelahkan.”
Mendampingi “nasihat” itu ada klip video berdurasi tiga menit, yang menampilkan rekaman CCTV yang tampaknya diambil pada pagi hari tanggal 10 Juli tahun ini di sekitar kedutaan AS di Moskow.
Video itu dimulai dengan keterangan yang berbunyi, “Seorang karyawan Kedutaan Besar AS di Moskow melawan Rezim… sekeras yang dia bisa.”
Klip itu kemudian menunjukkan seorang pria terhuyung-huyung di seberang jalan dan kemudian di sepanjang trotoar, dengan gaya berjalan yang menyerupai orang mabuk.
Pada satu titik, pria itu jatuh ke tanah, berjuang beberapa waktu untuk bangun lagi.
Pria itu kemudian terlihat memasuki halaman misi diplomatik, bagian belakang kemejanya tampak basah dan kotor setelah jatuh.
Video selanjutnya menunjukkan pria itu berusaha membuka pintu, meskipun tidak banyak berhasil.
Akhirnya seorang polisi datang untuk menyelamatkannya. Keduanya terlihat berbicara, lalu pria itu menunjukkan apa yang tampak seperti kartu identitas dan berjalan menjauh dari pintu.
Klip itu diakhiri dengan mengutip artikel Washington Post tertanggal 3 Desember 2021, yang mengatakan, “Kedutaan sangat kekurangan tenaga sehingga banyak staf harus mengambil pekerjaan tambahan. Duta Besar AS John Sullivan, misalnya, belajar bagaimana mencampur larutan untuk membersihkan toilet dan juga cara kerja penyikat lantai…”
Menurut media Rusia, pria dalam video tersebut adalah seorang penjaga kedutaan, Marinir AS Navarro Nicholas Stormy.
Pemerintah AS menuduh Moskow secara efektif melumpuhkan pekerjaan kedutaannya dengan mengusir sebagian besar stafnya.
Rusia, pada gilirannya, menegaskan pengusiran itu diperintahkan sebagai tanggapan terhadap Washington yang mengusir para diplomat Rusia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda