Pejabat Palestina Dibunuh di Lebanon, Beberapa Jam usai Gencatan Senjata Gaza
Selasa, 09 Agustus 2022 - 19:26 WIB
BEIRUT - Pejabat keamanan Palestina Saeed Alaeddine ditembak mati pada Senin malam (8/8/2022) di kamp pengungsi di Lebanon selatan.
Penembakan itu diungkapkan tiga pejabat keamanan Palestina, hanya beberapa jam setelah gencatan senjata antara Israel dan pejuang Palestina di Gaza.
Saeed Alaeddine adalah seorang perwira dalam gerakan Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Dia bertanggung jawab menjadi penghubung antara kelompok Fatah dan badan keamanan Lebanon.
“Dia dibunuh oleh seorang pria bersenjata, yang menembakinya saat dia sedang salat di rumah seorang teman di kamp tersebut,” ujar pejabat senior Fatah Mounir Makdah.
Seorang pria bersenjata tak dikenal menembaknya beberapa kali, dan Alaeddine dilarikan ke rumah sakit, hingga dia meninggal.
Pelaku melarikan diri dari tempat kejadian dan rincian identitas dan motifnya tidak segera jelas.
Seorang koresponden AFP mendengar lebih banyak tembakan di kamp setelah pembunuhan Alaeddine.
Kamp itu telah menyaksikan bentrokan berselang dalam beberapa tahun terakhir antara pendukung Partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan faksi-faksi sekutu, melawan faksi-faksi Islam Sunni.
Kamp itu adalah rumah bagi lebih dari 54.000 pengungsi Palestina yang terdaftar, yang bergabung dalam beberapa tahun terakhir oleh ribuan orang Palestina yang melarikan diri dari konflik di Suriah.
Sesuai kesepakatan lama, Tentara Lebanon tidak boleh memasuki kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon. Itu artinya, faksi-faksi Palestina bertanggung jawab menangani keamanan kamp tersebut.
Situasi itu menciptakan daerah tanpa hukum yang ditegakkan di banyak kamp pengungsi Palestina.
Kamp Ain al-Helweh telah mendapatkan ketenaran sebagai tempat perlindungan bagi para pendukung garis keras dan buronan.
Lebih dari 450.000 warga Palestina terdaftar di Lebanon pada badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
Sebagian besar pengungsi hidup dalam kondisi buruk di 12 kamp pengungsi resmi dan menghadapi berbagai pembatasan hukum, termasuk dalam pekerjaan mereka.
Penembakan itu diungkapkan tiga pejabat keamanan Palestina, hanya beberapa jam setelah gencatan senjata antara Israel dan pejuang Palestina di Gaza.
Saeed Alaeddine adalah seorang perwira dalam gerakan Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Dia bertanggung jawab menjadi penghubung antara kelompok Fatah dan badan keamanan Lebanon.
“Dia dibunuh oleh seorang pria bersenjata, yang menembakinya saat dia sedang salat di rumah seorang teman di kamp tersebut,” ujar pejabat senior Fatah Mounir Makdah.
Baca Juga
Seorang pria bersenjata tak dikenal menembaknya beberapa kali, dan Alaeddine dilarikan ke rumah sakit, hingga dia meninggal.
Pelaku melarikan diri dari tempat kejadian dan rincian identitas dan motifnya tidak segera jelas.
Seorang koresponden AFP mendengar lebih banyak tembakan di kamp setelah pembunuhan Alaeddine.
Kamp itu telah menyaksikan bentrokan berselang dalam beberapa tahun terakhir antara pendukung Partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan faksi-faksi sekutu, melawan faksi-faksi Islam Sunni.
Kamp itu adalah rumah bagi lebih dari 54.000 pengungsi Palestina yang terdaftar, yang bergabung dalam beberapa tahun terakhir oleh ribuan orang Palestina yang melarikan diri dari konflik di Suriah.
Sesuai kesepakatan lama, Tentara Lebanon tidak boleh memasuki kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon. Itu artinya, faksi-faksi Palestina bertanggung jawab menangani keamanan kamp tersebut.
Situasi itu menciptakan daerah tanpa hukum yang ditegakkan di banyak kamp pengungsi Palestina.
Kamp Ain al-Helweh telah mendapatkan ketenaran sebagai tempat perlindungan bagi para pendukung garis keras dan buronan.
Lebih dari 450.000 warga Palestina terdaftar di Lebanon pada badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
Sebagian besar pengungsi hidup dalam kondisi buruk di 12 kamp pengungsi resmi dan menghadapi berbagai pembatasan hukum, termasuk dalam pekerjaan mereka.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda