China Luncurkan Kapal Induk Ke-3 saat Ketegangan dengan AS Memanas
Jum'at, 17 Juni 2022 - 14:55 WIB
SHANGHAI - China , pada hari Jumat (17/3/2022), meluncurkan kapal induk ketiganya di saat ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) sedang memanas. Kapal itu dirancang dan dibangun seluruhnya di dalam negeri, menandai kemajuan militer besar bagi negara adidaya Asia.
Ketegangan antara China dan AS sedang memanas terkait Taiwan, wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri namun diklaim Beijing masih bagian dari China.
Diluncurkan di galangan kapal Shanghai dengan sangat meriah, kapal induk bernama Fujian ini secara teknis lebih maju daripada kapal induk China lainnya.
"Ini adalah kapal induk ketapel pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh China," kata penyiar CCTV, media milik pemerintah.
Fujian akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum mencapai kapasitas operasional, karena Kementerian Pertahanan belum mengumumkan tanggal untuk masuk ke layanan tempur.
“Layanan dan uji tambat akan dilakukan sesuai rencana setelah kapal diluncurkan,” lanjut siaran CCTV.
China sebelumnya sudah memiliki dua kapal induk yang beroperasi.
Pertama, Liaoning, yang ditugaskan sejak 2012. Kedua, Shandong, yang memasuki layanan tempur pada 2019.
Berbeda dengan Fujian, kedua kapal induk tersebut menggunakan platform gaya lompat ski untuk meluncurkan pesawat dan tidak memiliki sistem peluncur ketapel.
Menurut majalah pertahanan Janes, Amerika Serikat saat ini memiliki kapal induk paling banyak yang beroperasi, yakni 11 unit. Diikuti oleh China dan Inggris yang masing-masing mengoperasikan dua unit.
Kapal perang Beijing telah berulang kali berlayar melalui selat yang memisahkan Taiwan dari daratan China, dan menggunakan jet tempur untuk mengusir patroli kebebasan navigasi dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe pekan lalu memperingatkan rekannya dari AS bahwa Beijing akan "tidak ragu untuk memulai perang, tidak peduli biayanya" jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan.
Presiden China Xi Jinping telah mengawasi perombakan besar-besaran Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sejak berkuasa pada 2012, dan telah berjanji untuk membangun kekuatan "sepenuhnya modern" yang menyaingi militer Amerika Serikat pada 2027.
Pertumbuhan militer China terjadi pada saat ketegangan geopolitik meningkat ketika Washington berupaya menopang aliansi militer di kawasan Asia-Pasifik.
Tahun lalu, Amerika Serikat mendapatkan kesepakatan bersejarah dengan Inggris untuk berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir dengan Australia dan sejak itu telah melakukan banyak penjualan senjata ke Taiwan, yang memicu tanggapan marah dari Beijing.
Sementara itu, China menengahi perjanjian keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kepulauan Solomon awal tahun ini yang "membutakan" Washington dan sekutunya, memicu kekhawatiran akan munculnya pangkalan militer China lainnya di Pasifik.
Ketegangan antara China dan AS sedang memanas terkait Taiwan, wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri namun diklaim Beijing masih bagian dari China.
Diluncurkan di galangan kapal Shanghai dengan sangat meriah, kapal induk bernama Fujian ini secara teknis lebih maju daripada kapal induk China lainnya.
"Ini adalah kapal induk ketapel pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh China," kata penyiar CCTV, media milik pemerintah.
Baca Juga
Fujian akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum mencapai kapasitas operasional, karena Kementerian Pertahanan belum mengumumkan tanggal untuk masuk ke layanan tempur.
“Layanan dan uji tambat akan dilakukan sesuai rencana setelah kapal diluncurkan,” lanjut siaran CCTV.
China sebelumnya sudah memiliki dua kapal induk yang beroperasi.
Pertama, Liaoning, yang ditugaskan sejak 2012. Kedua, Shandong, yang memasuki layanan tempur pada 2019.
Berbeda dengan Fujian, kedua kapal induk tersebut menggunakan platform gaya lompat ski untuk meluncurkan pesawat dan tidak memiliki sistem peluncur ketapel.
Menurut majalah pertahanan Janes, Amerika Serikat saat ini memiliki kapal induk paling banyak yang beroperasi, yakni 11 unit. Diikuti oleh China dan Inggris yang masing-masing mengoperasikan dua unit.
Kapal perang Beijing telah berulang kali berlayar melalui selat yang memisahkan Taiwan dari daratan China, dan menggunakan jet tempur untuk mengusir patroli kebebasan navigasi dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe pekan lalu memperingatkan rekannya dari AS bahwa Beijing akan "tidak ragu untuk memulai perang, tidak peduli biayanya" jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan.
Presiden China Xi Jinping telah mengawasi perombakan besar-besaran Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sejak berkuasa pada 2012, dan telah berjanji untuk membangun kekuatan "sepenuhnya modern" yang menyaingi militer Amerika Serikat pada 2027.
Pertumbuhan militer China terjadi pada saat ketegangan geopolitik meningkat ketika Washington berupaya menopang aliansi militer di kawasan Asia-Pasifik.
Tahun lalu, Amerika Serikat mendapatkan kesepakatan bersejarah dengan Inggris untuk berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir dengan Australia dan sejak itu telah melakukan banyak penjualan senjata ke Taiwan, yang memicu tanggapan marah dari Beijing.
Sementara itu, China menengahi perjanjian keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kepulauan Solomon awal tahun ini yang "membutakan" Washington dan sekutunya, memicu kekhawatiran akan munculnya pangkalan militer China lainnya di Pasifik.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda