AS Kecam Tentara Israel Tembak Mati Jurnalis Shireen Abu Akleh: Penghinaan Kebebasan Pers!
Kamis, 12 Mei 2022 - 07:00 WIB
WASHINGTON - Gedung Putih mengecam aksi tentara Israel menembak mati jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut kejahatan itu sebagai "penghinaan terhadap kebebasan pers di mana-mana".
Sedangkan Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Israel dapat melakukan penyelidikan menyeluruh atas pembunuhan Shireen Abu Akleh.
Shireen Abu Akleh (51), jurnalis veteran Al Jazeera, ditembak mati di bagian wajah oleh tentara Israel. Dia dibunuh saat dia meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat yang diduduki rezim Zionis.
Ditanya apakah AS akan melakukan penyelidikan sendiri atas kematian warga negaranya tersebut, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menyatakan tidak.
"Israel mampu melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif atas pembunuhan Abu Akleh," katanya.
Pihak Al Jazeera mengatakan Israel sengaja menargetkan dan membunuh Shireen Abu Akleh. Para pejabat Israel menuduh orang-orang bersenjata Palestina berada di balik pembunuhan itu, tetapi kemudian mundur dari klaim tersebut dan mengatakan mereka sedang menyelidiki dari mana tembakan itu berasal.
"Shireen adalah legenda liputan, diikuti oleh orang-orang yang peduli dengan wilayah ini dan berduka oleh semua orang yang mengenalnya," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam serangkaian tweet-nya.
"Kami sangat sedih mengetahui pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, dan cederanya produser Ali Samoudi, hari ini di Tepi Barat," kata Psaki.
Psaki juga mengatakan AS menuntut penyelidikan segera dan menyeluruh serta pertanggungjawaban penuh.
Hari Kebebasan Pers Sedunia diadakan minggu lalu di tengah peningkatan nyata dalam tindakan keras terhadap kebebasan berbicara di seluruh dunia.
“Sungguh menyayat hati melihat pembunuhan seorang jurnalis satu minggu kemudian,” kata Psaki, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (12/5/2022). “Kematian [Abu Akleh] adalah kehilangan yang tragis dan penghinaan terhadap kebebasan pers di mana-mana.”
Sedangkan Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Israel dapat melakukan penyelidikan menyeluruh atas pembunuhan Shireen Abu Akleh.
Shireen Abu Akleh (51), jurnalis veteran Al Jazeera, ditembak mati di bagian wajah oleh tentara Israel. Dia dibunuh saat dia meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat yang diduduki rezim Zionis.
Ditanya apakah AS akan melakukan penyelidikan sendiri atas kematian warga negaranya tersebut, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menyatakan tidak.
Baca Juga
"Israel mampu melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif atas pembunuhan Abu Akleh," katanya.
Pihak Al Jazeera mengatakan Israel sengaja menargetkan dan membunuh Shireen Abu Akleh. Para pejabat Israel menuduh orang-orang bersenjata Palestina berada di balik pembunuhan itu, tetapi kemudian mundur dari klaim tersebut dan mengatakan mereka sedang menyelidiki dari mana tembakan itu berasal.
"Shireen adalah legenda liputan, diikuti oleh orang-orang yang peduli dengan wilayah ini dan berduka oleh semua orang yang mengenalnya," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam serangkaian tweet-nya.
"Kami sangat sedih mengetahui pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, dan cederanya produser Ali Samoudi, hari ini di Tepi Barat," kata Psaki.
Psaki juga mengatakan AS menuntut penyelidikan segera dan menyeluruh serta pertanggungjawaban penuh.
Hari Kebebasan Pers Sedunia diadakan minggu lalu di tengah peningkatan nyata dalam tindakan keras terhadap kebebasan berbicara di seluruh dunia.
“Sungguh menyayat hati melihat pembunuhan seorang jurnalis satu minggu kemudian,” kata Psaki, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (12/5/2022). “Kematian [Abu Akleh] adalah kehilangan yang tragis dan penghinaan terhadap kebebasan pers di mana-mana.”
(min)
tulis komentar anda