Didukung Parlemen, Finlandia Semakin Mantab untuk Gabung NATO
Kamis, 21 April 2022 - 08:41 WIB
HELSINKI - Finlandia melangkah lebih dekat untuk bergabung dengan NATO setelah kelompok Parlemen utama menyatakan dukungan. Dukungan diberikan sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina.
Parlemen Finlandia pada Rabu mulai memperdebatkan kemungkinan Finlandia, yang berbatasan panjang dengan Rusia, bergabung dengan NATO.
Partai Sosial Demokrat, partainya Perdana Menteri (PM) Sanna Marin, tidak menyebut NATO dalam pidato mereka tetapi tetap menyuarakan dukungan untuk gagasan aliansi militer.
"Jelas bahwa tindakan Rusia telah membawa Finlandia beberapa langkah lebih dekat ke keselarasan militer yang diperlukan," kata pemimpin Partai Sosial Demokrat Antti Lindtman kepada sesama anggota Parlemen, seperti dikutip Reuters, Kamis (21/4/2022).
Finlandia adalah mitra dekat NATO, tetapi telah mempertahankan status non-blok secara militer. Menurut PM Marin, sekarang, bagaimanapun, pertahanan dan keamanannya perlu diperkuat, dan keputusan apakah akan mengajukan keanggotaan NATO dapat diambil dalam beberapa minggu.
Pemerintah juga telah mengindikasikan dukungan publik untuk bergabung dengan aliansi dapat diukur melalui pemungutan suara Parlemen daripada referendum, meskipun belum ada tanggal untuk pemungutan suara seperti itu.
Sekutu terbesar Partai Sosial Demokrat dalam pemerintahan koalisi lima partai Finlandia, Partai Tengah (Centre Party) mengatakan siap mendukung keputusan NATO.
"Kelompok Partai Tengah...siap untuk semua keputusan yang dibutuhkan keamanan Finlandia, termasuk mengajukan permohonan keanggotaan NATO," kata pemimpin partai, Juha Pylvas.
Delapan pemimpin kelompok Parlemen dari 10 partai menyatakan dukungan baik untuk bergabung dengan NATO atau menyelaraskan diri secara militer, sementara pemimpin Aliansi Kiri Jussi Saramo mengatakan ini seharusnya tidak menjadi keputusan "stempel karet" dan menyerukan diskusi yang lebih luas.
Aliansi Kiri, yang memiliki 16 kursi di Parlemen dengan 200 kursi dan merupakan bagian dari koalisi pemerintah Marin, secara tradisional menentang NATO, tetapi mengatakan tidak akan meninggalkan pemerintah jika mayoritas Parlemen mendukung keanggotaan.
Saramo mengatakan pengajuan keanggotaan NATO akan meningkatkan ketegangan di perbatasan Finlandia-Rusia dan bisa membuat Finlandia menjadi target potensial serangan pertama dalam perang antara NATO dan Rusia.
Seorang anggota Parlemen nasionalis yang mewakili sebuah kelompok dengan hanya satu kursi Parlemen, adalah satu-satunya yang menyuarakan penentangan langsung terhadap tawaran keanggotaan NATO yang potensial dari Finlandia.
Parlemen Finlandia pada Rabu mulai memperdebatkan kemungkinan Finlandia, yang berbatasan panjang dengan Rusia, bergabung dengan NATO.
Partai Sosial Demokrat, partainya Perdana Menteri (PM) Sanna Marin, tidak menyebut NATO dalam pidato mereka tetapi tetap menyuarakan dukungan untuk gagasan aliansi militer.
"Jelas bahwa tindakan Rusia telah membawa Finlandia beberapa langkah lebih dekat ke keselarasan militer yang diperlukan," kata pemimpin Partai Sosial Demokrat Antti Lindtman kepada sesama anggota Parlemen, seperti dikutip Reuters, Kamis (21/4/2022).
Finlandia adalah mitra dekat NATO, tetapi telah mempertahankan status non-blok secara militer. Menurut PM Marin, sekarang, bagaimanapun, pertahanan dan keamanannya perlu diperkuat, dan keputusan apakah akan mengajukan keanggotaan NATO dapat diambil dalam beberapa minggu.
Pemerintah juga telah mengindikasikan dukungan publik untuk bergabung dengan aliansi dapat diukur melalui pemungutan suara Parlemen daripada referendum, meskipun belum ada tanggal untuk pemungutan suara seperti itu.
Sekutu terbesar Partai Sosial Demokrat dalam pemerintahan koalisi lima partai Finlandia, Partai Tengah (Centre Party) mengatakan siap mendukung keputusan NATO.
"Kelompok Partai Tengah...siap untuk semua keputusan yang dibutuhkan keamanan Finlandia, termasuk mengajukan permohonan keanggotaan NATO," kata pemimpin partai, Juha Pylvas.
Delapan pemimpin kelompok Parlemen dari 10 partai menyatakan dukungan baik untuk bergabung dengan NATO atau menyelaraskan diri secara militer, sementara pemimpin Aliansi Kiri Jussi Saramo mengatakan ini seharusnya tidak menjadi keputusan "stempel karet" dan menyerukan diskusi yang lebih luas.
Aliansi Kiri, yang memiliki 16 kursi di Parlemen dengan 200 kursi dan merupakan bagian dari koalisi pemerintah Marin, secara tradisional menentang NATO, tetapi mengatakan tidak akan meninggalkan pemerintah jika mayoritas Parlemen mendukung keanggotaan.
Saramo mengatakan pengajuan keanggotaan NATO akan meningkatkan ketegangan di perbatasan Finlandia-Rusia dan bisa membuat Finlandia menjadi target potensial serangan pertama dalam perang antara NATO dan Rusia.
Seorang anggota Parlemen nasionalis yang mewakili sebuah kelompok dengan hanya satu kursi Parlemen, adalah satu-satunya yang menyuarakan penentangan langsung terhadap tawaran keanggotaan NATO yang potensial dari Finlandia.
(min)
tulis komentar anda