Pentagon: Kapal Perang Rusia Dihantam 2 Rudal Ukraina sebelum Tenggelam
Sabtu, 16 April 2022 - 05:08 WIB
WASHINGTON - Kapal perang Moskva milik Rusia dihantam dua rudal Ukraina sebelum tenggelam di Laut Hitam. Demikian disampaikan seorang pejabat senior Pentagon pada Jumat, menyebutnya sebagai “pukulan besar” bagi Moskow.
Memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim, pejabat itu mengonfirmasi klaim Kiev tentang insiden itu—yang menurut Rusia disebabkan oleh amunisi yang meledak di kapal.
"Kami menilai bahwa mereka menghantamnya dengan dua Neptune," kata pejabat Pentagon itu, mengacu pada rudal jelajah anti-kapal Ukraina.
Dia mengatakan serangan itu diyakini telah menyebabkan korban. "Tetapi sulit untuk menilai berapa banyak," ujarnya, seperti dikutip AFP, Sabtu (16/4/2022).
Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat telah mengamati orang-orang yang selamat ditemukan oleh kapal-kapal Rusia lainnya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Rusia mengatakan para awak kapal perang Moskva telah dievakuasi ke kapal-kapal terdekat.
Kapal penjelajah rudal yang tenggelam itu telah memimpin upaya Angkatan Laut Rusia dalam konflik tujuh minggu di Ukraina, memainkan peran sentral dalam pengepungan kota pelabuhan Mariupol.
Kapal itu tenggelam pada Kamis setelah ledakan dan kebakaran yang diklaim Ukraina disebabkan oleh serangan rudal.
Sedangkan Rusia mengatakan kerusakan yang disebabkan oleh amunisi yang meledak telah menyebabkan kapal "kehilangan keseimbangan" saat ditarik ke pelabuhan hingga akhirnya tenggelam.
“Ini pukulan besar secara simbolis,” kata pejabat Pentagon tersebut. “Ada aspek kebanggaan.”
Sebuah efek knock-on dari tenggelamnya, ia memperkirakan, bisa menjadi bentuk "penghindaran risiko" di Angkatan Laut Rusia.
Tetapi bahkan lebih, katanya, kehilangan Moskva, salah satu dari hanya tiga kapal penjelajah kelas Slava di armada Moskow, menciptakan “kesenjangan kemampuan” untuk Angkatan Laut Rusia di Ukraina selatan.
Di bawah konvensi Montreux, jelasnya, Turki menutup selat Bosphorus dan Dardanelles untuk kapal perang pada saat konflik, yang berarti Moskow tidak dapat mengirim pengganti Moskva ke Laut Hitam.
Memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim, pejabat itu mengonfirmasi klaim Kiev tentang insiden itu—yang menurut Rusia disebabkan oleh amunisi yang meledak di kapal.
"Kami menilai bahwa mereka menghantamnya dengan dua Neptune," kata pejabat Pentagon itu, mengacu pada rudal jelajah anti-kapal Ukraina.
Dia mengatakan serangan itu diyakini telah menyebabkan korban. "Tetapi sulit untuk menilai berapa banyak," ujarnya, seperti dikutip AFP, Sabtu (16/4/2022).
Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat telah mengamati orang-orang yang selamat ditemukan oleh kapal-kapal Rusia lainnya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Rusia mengatakan para awak kapal perang Moskva telah dievakuasi ke kapal-kapal terdekat.
Kapal penjelajah rudal yang tenggelam itu telah memimpin upaya Angkatan Laut Rusia dalam konflik tujuh minggu di Ukraina, memainkan peran sentral dalam pengepungan kota pelabuhan Mariupol.
Kapal itu tenggelam pada Kamis setelah ledakan dan kebakaran yang diklaim Ukraina disebabkan oleh serangan rudal.
Sedangkan Rusia mengatakan kerusakan yang disebabkan oleh amunisi yang meledak telah menyebabkan kapal "kehilangan keseimbangan" saat ditarik ke pelabuhan hingga akhirnya tenggelam.
“Ini pukulan besar secara simbolis,” kata pejabat Pentagon tersebut. “Ada aspek kebanggaan.”
Sebuah efek knock-on dari tenggelamnya, ia memperkirakan, bisa menjadi bentuk "penghindaran risiko" di Angkatan Laut Rusia.
Tetapi bahkan lebih, katanya, kehilangan Moskva, salah satu dari hanya tiga kapal penjelajah kelas Slava di armada Moskow, menciptakan “kesenjangan kemampuan” untuk Angkatan Laut Rusia di Ukraina selatan.
Di bawah konvensi Montreux, jelasnya, Turki menutup selat Bosphorus dan Dardanelles untuk kapal perang pada saat konflik, yang berarti Moskow tidak dapat mengirim pengganti Moskva ke Laut Hitam.
(min)
tulis komentar anda