AS Beri Intelijen Ukraina Target Serangan di Crimea
Kamis, 14 April 2022 - 23:07 WIB
Media AS mengatakan perubahan kebijakan itu terjadi sebagai tanggapan atas persiapan Rusia untuk serangan besar-besaran terhadap kontingen besar pasukan Ukraina di daerah Donbass.
Ini terkait dengan keputusan Washington untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, kata laporan itu. Paket baru senilai USD800 juta atau sekitar Rp11,4 triliun dari Pentagon, terungkap minggu ini, termasuk senjata artileri, kendaraan lapis baja dan helikopter, di antara senjata lainnya.
Pejabat AS juga dilaporkan mengadakan pertemuan dengan eksekutif dari delapan produsen pertahanan Amerika terkemuka untuk membahas produk mana yang dapat menguntungkan Ukraina.
Rusia mengatakan akan mempertimbangkan setiap pengiriman senjata yang mencapai wilayah Ukraina sebagai target militer yang sah.
Pemerintahan Biden sebelumnya menyatakan bahwa mereka tidak ingin menyeret dirinya ke dalam konfrontasi terbuka dengan Rusia. AS telah mengesampingkan penyebaran pasukan Amerika ke Ukraina, memasok jet tempur atau menembak jatuh pesawat Rusia yang beroperasi di Ukraina, menolak seruan Kiev untuk melakukannya.
Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk. Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Rusia sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Ini terkait dengan keputusan Washington untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, kata laporan itu. Paket baru senilai USD800 juta atau sekitar Rp11,4 triliun dari Pentagon, terungkap minggu ini, termasuk senjata artileri, kendaraan lapis baja dan helikopter, di antara senjata lainnya.
Pejabat AS juga dilaporkan mengadakan pertemuan dengan eksekutif dari delapan produsen pertahanan Amerika terkemuka untuk membahas produk mana yang dapat menguntungkan Ukraina.
Rusia mengatakan akan mempertimbangkan setiap pengiriman senjata yang mencapai wilayah Ukraina sebagai target militer yang sah.
Pemerintahan Biden sebelumnya menyatakan bahwa mereka tidak ingin menyeret dirinya ke dalam konfrontasi terbuka dengan Rusia. AS telah mengesampingkan penyebaran pasukan Amerika ke Ukraina, memasok jet tempur atau menembak jatuh pesawat Rusia yang beroperasi di Ukraina, menolak seruan Kiev untuk melakukannya.
Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk. Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Rusia sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(ian)
tulis komentar anda