Profil Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol Ukraina yang Diculik Rusia
Senin, 14 Maret 2022 - 16:10 WIB
Usianya masih sangat muda, di tahun ini baru menginjak 33 tahun. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Oblast Zaporizhzhia.
Fedorov dianugerahi Ordo Kelas Keberanian III, penghargaan untuk kontibusinya dalam melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial Ukraina.
Keberanian dan tindakan tanpa pamrihnya tampak selama mempertahankan kota dari invasi Ukraina dalam Pertempuran Melitopol.
Melitopol merupakan kota pelabuhan yang berada di wilayah selatan Ukraina, yang saat ini tengah di bawah kuasa Rusia.
Pada 25 Februari lalu, pasukan militer Rusia memasuki wilayah Melitopol. Bentrokan menyebabkan sejumlah kerusakaan di kota tersebut.
Pasukan militer Rusia juga menembaki sebuah rumah sakit yang menyebabkan kematian empat orang dan 10 orang luka-luka.
Setelah invasi dan penyerangan yang dilakukan Rusia, warga Melitopol berunjuk rasa di jalan. Mereka memblokir konvoi kendaraan militer Rusia.
Situs berita Ukrayinska Pravda melaporkan, Ivan Fedorov mengatakan warga Melitopol mulai mengalami kesulitan bahan makanan dan obat-obatan.
Dia telah meminta pasukan Rusia membuka koridor kemanusiaan mereka dan membiarkan penduduk kota mengungsi, namun permintaan tersebut ditolak.
Pada wawancara bersama BBC hari Rabu 9 Maret sebelum penculikannya, Fedorov mengatakan dengan tegas, “Kami tidak bekerja sama dengan Rusia dengan cara apa pun.”
Fedorov dianugerahi Ordo Kelas Keberanian III, penghargaan untuk kontibusinya dalam melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial Ukraina.
Keberanian dan tindakan tanpa pamrihnya tampak selama mempertahankan kota dari invasi Ukraina dalam Pertempuran Melitopol.
Melitopol merupakan kota pelabuhan yang berada di wilayah selatan Ukraina, yang saat ini tengah di bawah kuasa Rusia.
Pada 25 Februari lalu, pasukan militer Rusia memasuki wilayah Melitopol. Bentrokan menyebabkan sejumlah kerusakaan di kota tersebut.
Pasukan militer Rusia juga menembaki sebuah rumah sakit yang menyebabkan kematian empat orang dan 10 orang luka-luka.
Setelah invasi dan penyerangan yang dilakukan Rusia, warga Melitopol berunjuk rasa di jalan. Mereka memblokir konvoi kendaraan militer Rusia.
Situs berita Ukrayinska Pravda melaporkan, Ivan Fedorov mengatakan warga Melitopol mulai mengalami kesulitan bahan makanan dan obat-obatan.
Dia telah meminta pasukan Rusia membuka koridor kemanusiaan mereka dan membiarkan penduduk kota mengungsi, namun permintaan tersebut ditolak.
Pada wawancara bersama BBC hari Rabu 9 Maret sebelum penculikannya, Fedorov mengatakan dengan tegas, “Kami tidak bekerja sama dengan Rusia dengan cara apa pun.”
tulis komentar anda