Rusia dan Ukraina Adu Klaim Jumlah Tentara Tewas dalam Perang, Siapa Benar?
Kamis, 03 Maret 2022 - 13:55 WIB
"Hari ini, Anda, orang Ukraina, adalah simbol tak terkalahkan. Simbol bahwa orang di negara mana pun dapat menjadi orang terbaik di dunia kapan pun. Kemuliaan bagi Ukraina!"
Para pengamat mengatakan mereka tidak dapat segera memverifikasi klaim Zelensky tentang korban jiwa di pihak militer Rusia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sekitar 498 prajuritnya tewas dan hampir 1.600 terluka selama serangan yang sedang berlangsung di Ukraina.
Kementerian itu membantah laporan bahwa ada korban “tak terhitung” di pihak Moskow, menyebut klaim itu sebagai disinformasi yang disengaja yang berasal dari musuh.
Kementerian itu lantas mengeluarkan klaim bahwa unit militer Ukraina dan paramiliter sayap kanan Kiev telah kehilangan setidaknya 2.870 tentara, sementara 3.700 lainnya menderita berbagai luka.
"Sekitar 572 prajurit Ukraina telah ditawan," imbuh kementerian tersebut.
Kementerian itu mengatakan unit Rusia yang terlibat dalam serangan itu hanya terdiri dari tentara profesional. Kementerian Pertahanan membantah tuduhan bahwa pasukan invasi sebagian besar terdiri dari "peserta wajib militer."
Para pengamat mengatakan mereka tidak dapat segera memverifikasi klaim Zelensky tentang korban jiwa di pihak militer Rusia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sekitar 498 prajuritnya tewas dan hampir 1.600 terluka selama serangan yang sedang berlangsung di Ukraina.
Kementerian itu membantah laporan bahwa ada korban “tak terhitung” di pihak Moskow, menyebut klaim itu sebagai disinformasi yang disengaja yang berasal dari musuh.
Kementerian itu lantas mengeluarkan klaim bahwa unit militer Ukraina dan paramiliter sayap kanan Kiev telah kehilangan setidaknya 2.870 tentara, sementara 3.700 lainnya menderita berbagai luka.
"Sekitar 572 prajurit Ukraina telah ditawan," imbuh kementerian tersebut.
Kementerian itu mengatakan unit Rusia yang terlibat dalam serangan itu hanya terdiri dari tentara profesional. Kementerian Pertahanan membantah tuduhan bahwa pasukan invasi sebagian besar terdiri dari "peserta wajib militer."
(min)
tulis komentar anda